TEMPO.CO, Trenggalek - Banjir bandang melanda empat desa di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek. Sebanyak 935 rumah terendam air pada Senin malam, 15 Agustus 2016. Sebagian di antaranya rusak parah akibat diterjang bah.
Banjir bandang mengejutkan warga di Desa Bendoroto, Tawing, Bangun, dan Munjungan. Air meluap dengan cepat dari permukaan sungai dan langsung menggenangi rumah warga. “Air masuk ke permukiman dengan cepat,” kata Masyari, warga Desa Munjungan, Selasa, 16 Agustus 2016.
Luapan air langsung merendam ratusan rumah di empat desa dengan ketinggian bervariasi. Ketinggian air tak kunjung surut sehingga merusak sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan.
Warga yang panik berusaha menyelamatkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Beberapa warga laki-laki berupaya membendung air agar tak terlalu deras masuk ke rumah.
Di Bendoroto, aliran air yang sangat deras merobohkan satu bangunan sekolah dasar. Sebanyak empat ruangan di SDN Bendoroto 1 rata dengan tanah karena tergerus air. Padahal sekolah ini juga menjadi korban serangan banjir hingga menyeret tujuh ruangan pada Juli lalu. Selain rumah dan sekolah, banjir bandang merusak jembatan antardesa yang tengah dalam proses perbaikan.
Rencananya, jembatan tersebut akan diperbaiki dengan menyiapkan material di sekitarnya. Namun, belum sempat dimulai, semua material bangunan sudah hanyut terbawa air.
Kepala Kantor Camat Munjungan Syahar Musyafak mengatakan tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Satu rumah warga yang nyaris rata dengan tanah juga tak menimpa penghuninya. Gedung SDN Bendoroto 1, yang kehilangan semua bangunannya, juga sudah tak dipergunakan belajar siswa. Lokasi sekolah tersebut memang berada di sekitar aliran sungai yang rawan terjadi banjir. “Rumah yang terendam menurut hitungan kami sebanyak 935 unit,” tuturnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek masih mendata jumlah kerugian akibat banjir. Selain rumah dan fasilitas umum, air menggenangi area persawahan warga hingga tak lagi bisa ditanami.
Belum diketahui langkah apa yang hendak dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir ini. “Untuk bangunan sekolah akan kami relokasi karena tak aman,” kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak.
HARI TRI WASONO