Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perusahaan Swasta Diminta Pekerjakan Bekas Pecandu Narkoba

image-gnews
Mantan pecandu yang tergabung dalam kelompok Persaudaraan Korban Napza Indonesia, memperingati hari anti narkotika sedunia dengan menggelar aksi damai, di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, 24 Juni 2016. Diketahui jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 5,9 juta orang. TEMPO/Imam Sukamto
Mantan pecandu yang tergabung dalam kelompok Persaudaraan Korban Napza Indonesia, memperingati hari anti narkotika sedunia dengan menggelar aksi damai, di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, 24 Juni 2016. Diketahui jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 5,9 juta orang. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Malang -Bekas pecandu narkoba di Malang kesulitan mendapatkan pekerjaan formal, sehingga mereka kesulitan menata perekonomian. Sedangkan godaan sebagai kurir dan penjual narkoba juga terus menghantuinya. Yayasan Sadar Hati mengajak keterlibatan pihak swasta menampung dan menerima bekas pecandu narkoba.

"Percuma setelah terbebas dari narkoba mereka tak produktif, rawan kembali menggunakan narkoba," kata Koordinator Lapangan Yayasan Sadar Hati, Wahyu, Sabtu 12 Agustus 2016. Padahal, bekas pecandu narkoba memiliki keahlian dan keterampilan.

Sejauh ini, katanya, tak ada lembaga atau perusahaan swasta yang peduli dan mempekerjakan mereka. Bahkan sejumlah pengusaha kadang bereaksi berlebih dengan memecat pekerja yang ketahuan pernah menjadi penyintas narkoba. Padahal saat ini dia telah bersih dan terbebas penggunaan narkoba. "Pemerintah juga belum hadir untuk mereka agar diterima kembali ke masyarakat."

Saat ini, Yayasan Sadar Hati beranggota 500-an pecandu narkoba di Malang. Mereka menjalani terapi dan pengobatan untuk menghentikan penyalahgunaan narkoba. Secara perlahan-lahan mereka diharapkan terbebas dari penggunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya.

Sejauh ini, baru sekitar 10 persen yang terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Selain memberikan pekerjaan baru yang jauh dengan narkoba, mereka harus dijauhkan dari kelompok pergaulan yang menjerumuskan penggunaan narkoba. Upaya rehabilitasi bekerjasama dengan Puskesmas dan tenaga kesehatan.

Selain itu, juga dilakukan usaha untuk melakukan terapi dengan memainkan musik perkusi. Para pengguna narkoba yang sebelumnya penyempitan pembuluh darah karena penggunaan narkoba suntik bisa kembali normal. "Peredaran darah lancar dan tak mengalami tremor lagi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk proses rehabilitasi, Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, menampung 200 orang dengan masa rehabilitasi maksimal selama empat bulan. Dana pembangunan tempat rehabilitasi Rp10 miliar. Korban penyalahgunaan narkoba ini direhabilitasi secara fisik dan spiritual.

Korban diharapkan kembali ke masyarakat dengan bekal spiritual dana tak kembali tergoda menggunakan narkoba. Pesantren Bahrul Maghfiroh dipilih lantaran telah merehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.

Pesantren Bahrul Maghfiroh setiap tahun ditargetkan merehabilitasi 400 pecandu narkoba. Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, Kiai Haji Lukman al Karim, mengatakan proses rehabilitasi korban narkoba dilakukan secara medis dan spiritual. Secara spiritual, mereka akan menjalani penyembuhan secara mental.

“Mental disembuhkan dengan didampingi tokoh agama,” ujarnya. Pecandu narkoba mengikuti rehabilitasi di pesantren itu dengan metode penyembuhan, yang sederhana dan manusiawi.


EKO WIDIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

1 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Pol. Mukti Juharsa. (ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

Dua pegawai maskapai swasta yang diduga sebagai kurir narkoba itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

1 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

7 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

7 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

8 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

8 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.


Hijrah Mantan Teroris

8 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?


Polisi Tangkap 4 Tersangka Peracik di Laboratorium Ekstasi Milik Fredy Pratama di Sunter

9 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polisi Tangkap 4 Tersangka Peracik di Laboratorium Ekstasi Milik Fredy Pratama di Sunter

Bareskrim menggerebek pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung yang dikendalikan langsung oleh Fredy pratama.


Polisi Gerebek Pabrik Ekstasi di Sunter Jakarta Utara, Masuk Jaringan Narkoba Fredy Pratama

10 hari lalu

Para tersangka diperlihatkan saat rilis Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba jaringan Fredy Pratama di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2023. Dalam keterangannya, Polri berhasil menangkap sebanyak 39 tersangka dan mengamankan sejumlah barang bukti berupa 520 kg sabu, 280, 973 butir ekstasi, uang cash 22 miliar, barang perhiasan mewah senilai 1,82 miliar, kendaraan 20 unit, tanah dan bangunan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Polisi Gerebek Pabrik Ekstasi di Sunter Jakarta Utara, Masuk Jaringan Narkoba Fredy Pratama

Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama di kawasan Sunter, Jakarta Utara.


Penggerebekan Pabrik Happy Water di Semarang Bermula dari Kecurigaan Bea Cukai Soekarno-Hatta

10 hari lalu

Polisi menunjukkan barang bukti narkoba jenis Happy Water yang diproduksi di sebuah rumah di Jalan Ngesrep Barat, Kota Semarang, Kamis, 4 April 2024. ANTARA/I.C. Senjaya
Penggerebekan Pabrik Happy Water di Semarang Bermula dari Kecurigaan Bea Cukai Soekarno-Hatta

Bea Cukai Soekarno Hatta mencurigai adanya anomali pengiriman paket asal Cina. Bahan-bahan untuk membuat narkoba jenis happy water.