TEMPO.CO, Ternate - Otoritas Bandara Gamarmalamo, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, masih menutup jalur penerbangan dari dan ke Galela. Hal itu dilakukan, lantaran abu vulkanis Gunung Dokuno tetap dianggap berbahaya untuk aktivitas penerbangan.
Kepala Bandara Gamarmalamo Anang Supri mengatakan, dari hasil laporan Pos Pengamatan Gunung Api Dokuno, masih terlihat kumpulan abu vulkanis yang mengarah ke arah bandara tersebut hingga timur laut. Kumpulan abu itu dinilai tak aman untuk aktivitas penerbangan.
Karena itu, otoritas Bandara Gamarmalamo memutuskan belum membuka operasional bandara ini. “Kami akan membukanya setelah Dokuno dinyatakan aman untuk aktivitas penerbangan. Saat ini semua penerbangan untuk sementara dialihkan ke Bandara Sultan Babullah, Ternate,” ucap Anang, Sabtu, 13 Agustus 2016.
Menurut Anang, aktivitas penerbangan di Bandara Gamarmalamo sebenarnya tidaklah padat seperti Bandara Sultan Babullah. Hal ini lantaran Bandara Gamarmalamo masih berstatus bandara perintis.
Dalam seminggu, Bandara Gamarmalamo hanya melayani empat kali penerbangan dari maskapai Wings Air dengan tujuan Manado. Penerbangan hanya dilakukan pada Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu.
Iwan Ahmad, Kepala Pos Pengamatan Gunung Dokuno, menuturkan aktivitas Gunung Dokuno masih terpantau mengeluarkan abu vulkanis setinggi 500 meter. Statusnya pun masih pada waspada atau level II. Masyarakat bahkan masih dilarang mendekati kawah gunung tersebut hingga radius 3 kilometer.
Lebih lanjut, Iwan mengatakan semua jalur pendakian sudah ditutup. “Saat ini kami masih terus melakukan pemantauan,” ucapnya.
Gunung Dokuno merupakan satu dari tiga gunung api yang ada di daratan Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Gunung ini terletak di utara Pulau Halmahera dan didiami sekitar 30 ribu penduduk yang hidup di lerengnya.
Pada Senin, 8 Agustus 2016, sekitar pukul 07.00 WIT, gunung ini mengeluarkan abu vulkanis setinggi 800 meter. Sedikitnya delapan desa terkena dampak langsung abu vulkanis Dokuno.
BUDHY NURGIANTO