TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa anggota Jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah menyerahkan diri ke Satuan Tugas Tinombala. Satu per satu turun gunung setelah Santoso tewas dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah.
"Kini tersisa 16 DPO (daftar pencarian orang), kami harap (mereka) turun gunung," kata Kepala Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 8 Agustus 2016.
Boy berjanji polisi akan mengumumkan nama-nama yang masuk jaringan Santoso. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, Jumri, anggota kelompok Santoso, menyerahkan diri pada Jumat dinihari, 5 Agustus 2016, di wilayah Poso bagian pesisir. Lalu, giliran Salman alias Opik, salah satu DPO, yang ikut turun gunung.
Salman diketahui menyerahkan diri pada Minggu sore, 7 Agustus 2016, di sungai mati, Kampung Tamanjeka, Dusun III Ratelemba, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Satuan Tugas Tinombala awalnya menerima informasi dari salah satu sumber yang menyebut bahwa Salman alias Opik bermaksud mau menyerahkan diri. Kemudian, tim Satuan Tugas Tinombala menindaklanjuti dengan berangkat bersama sumber menuju sungai mati di Kampung Tamanjeka. Selanjutnya, bersama sumber, Salman dijemput. Ia lantas diserahkan ke Satuan Tugas Tinombala untuk dibawa ke Markas Polisi Resor Poso guna diproses lebih lanjut.
Dengan menyerahnya Jumri alias Tamar dan Salman alias Opik (Bima), anggota kelompok Santoso, yang masih buron, kini tersisa 16 orang. Di antaranya, Ali Kalora dan Basri alias Bagong beserta istrinya, yang diperkirakan masih bersembunyi di wilayah hutan Poso.
Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI menangkap tiga terduga jaringan kelompok teroris pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Penangkapan ini terjadi pada Kamis pagi, 4 Agustus 2016.
"Ketiganya adalah kurir aktif dari kelompok Santoso," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Agus Rianto di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Agustus 2016.
Menurut Agus, mereka tidak DPO yang sudah ditetapkan polisi. Tapi mereka aktif sebagai kurir untuk mendukung operasional kelompok Santoso.
Ketiganya berinisial IA, JA, dan MA. Agus berujar, JA ditangkap di rumahnya di Palu. Sedangkan MA, yang diketahui bernama lengkap Muhammad Asmaul, ditangkap di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu.
REZKI A/AMAR BURASE