TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan kelompok radikal bernama Kitabah Gonggong Rebus, yang berada di Batam, mengembangkan jaringannya melalui media sosial.
"Melalui dunia maya semuanya, melalui grup-grup jaringan komunikasi mencari orang-orang yang mereka rekrut," ujar Boy di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 8 Agustus 2016. Saat ditanya media sosial apa yang mereka pakai, dia menjawab, Facebook.
Boy menjelaskan, kelompok KGR ini beroperasi 2 tahun lalu. Pemimpinnya bernama Gigih Rahmat Dewa. Dia, bersama lima anggotanya, ditangkap di Batam, Kepulauan Riau, Jumat pagi, 5 Agustus 2016. Satu di antaranya dibebaskan karena polisi tak menemukan bukti keterlibatannya.
Kelompok ini diduga punya hubungan dengan jaringan Bahrun Naim dan Santoso alias Abu Wardah. Mereka dikabarkan merencanakan serangan di beberapa tempat keramaian, kantor-kantor polisi, hingga Singapura.
Boy mengatakan masih ada anggota Kitabah Gonggong Rebus yang belum ditangkap. Namun polisi belum memastikan jumlah mereka.
Menurut Boy, pendanaan kelompok ini berasal dari Bahrun Naim yang berada di Suriah. "Kami sedang selidiki (uang) dikirim pakai apa, bagaimana mereka bertransaksi. Pakai kurir atau bagaimana. Sebab, ada yang pake kurir," kata Boy. Kalau melalui transaksi perbankan, ujar dia, penyidik perlu mencari dokumen transaksi perbankannya.
Boy mengatakan Gigih dan Bahrun pernah merencanakan serangan dengan roket ke Singapura. Namun polisi tak menemukan bukti wujud roket itu. "Yang berbentuk bom atau roket secara physically belum ada," tuturnya. "Ada beberapa material yang masih didalami dulu.
REZKI ALVIONITASARI