TEMPO.CO, Mataram - Banten meraih predikat juara umum Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan piala Presiden Joko Widodo kepada Gubernur Banten Rano Karno pada penutupan acara, Sabtu malam, 6 Agustus 2016.
Ada 10 besar provinsi peraih juara, setelah Banten adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Riau, Sumatra Barat, Aceh, Papua Barat dan Jawa Barat.
Qari terbaik dewasa pria diraih Ihsan Nuzula asal Sumatra Barat, Awaludin (Kepulauan Riau), Fathulloh (Banten). Sedangkaan qariah terbaik dewasa putri diraih Khoirunnisah (Nusa Tenggara Timur), Marhamah Kepulauan Riau dan Cucu Marliah (Banten).
Ada tujuh cabang lomba yang diadakan antara lain adalah Tilawah Al-Quran, Hifzh Al-Quran, Tafsir Al-Quran, Fahm Al-Quran, Syarh Al-Quran, Khath Al-Quran, dan Menulis Makalah Ilmiah Al-Quran.
Dalam sambutannya, Lukman menjelaskan panitia telah berhasil mengembalikan MTQ kepada khittahnya. ‘’Khittah MTQ adalah milik masyarakat,’’ katanya. Dia mengapresiasi warga Lombok, baik yang Muslim dan non-Muslim yang bahu membahu mensukseskan MTQ.
.
Lukman mengaku menyaksikan sendiri antusiasme masyarakat meramaikan acara. Partisipasi itu semakin nampak ketika warga aktif memantau, mengawasi dan mengawal MTQ berjalan secara jujur, adil, transparan, dan berkualitas.
Untuk pertama kalinya, panitia menerapkan e-MTQ untuk pendaftaran dan pemeriksaan dokumen. ‘’Tapi nyatanya sudah signifikan mengurangi praktik-praktik negatif yang mencederai kesucian kompetisi di bidang Al Quran,” ujar Lukman. .
Aplikasi tersebut harus terus disempurnakan sehingga memiliki alur dari hulu ke hilir sebagai sistem yang lengkap. Yakni sistem online yang berjalan secara ringkas tapi akuntabel mulai dari pendaftaran, penilaian, hingga penentuan juara.
Ia meyakini bahwa kehadiran aplikasi ini akan lebih menjamin hadirnya juara sejati melalui MTQ yang berintegritas tinggi. Diharapkan ke depan tidak ada lagi praktik transfer qari dari daerah lain hanya demi meraih predikat juara, termasuk juga tidak ada kecurangan oleh siapa pun dan dalam bentuk apa pun.
Lukman berharap kembalinya MTQ ke khittahnya ditindaklanjuti dengan program-program strategis yang berkelanjutan. MTQ harus dapat menjadi sarana regenerasi untuk menjaga agar ketersediaan referensi selalu terjamin.
Untuk penyelenggaraan ke depan, Lukman mengusulkan agar MTQ digabungkan dengan Festival Islami yang menampilkan pameran seni Islami, fashion show, bazar kuliner muslim, atau promosi wisata halal.
Dengan demikian, semakin banyak pihak yang dapat berpartisipasi dan pada akhirnya memberi dampak baik yang lebih signifikan. “Saya harap MTQ tidak hanya gebyarnya yang akbar tapi juga berkontribusi meningkatkan perekonomian dalam skala yang mampu menyejahterakan masyarakat,” ujarnya.
SUPRIYANTHO KHAFID