TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Sektor Sukorejo Kota Blitar tengah memburu pencuri pusaka di Petilasan Adipati Aryo. Makam adipati pertama di Blitar ini menyimpan sejumlah benda pusaka dan menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Kota Blitar.
Kepala Kepolisian Sektor Sukorejo Komisaris Agus Fauzi mengatakan sedikitnya lima benda pusaka peninggalan Adipati Aryo raib dalam pencurian itu. Lima pusaka tersebut adalah pusaka berbentuk tombak Kiai Singkir, Sido Asih, Brojo Guno, Kiai Baru, dan sebuah payung Sleret. “Kejadian ini baru dilaporkan pagi tadi oleh penjaga makam,” kata Agus Fauzi, Kamis, 4 Agustus 2016.
Informasi yang diterima polisi menyebutkan hilangnya lima benda pusaka Adipati Aryo tersebut pertama kali diketahui Rusmini, istri penjaga makam, saat membersihkan area makam. Setiap pagi, pasangan Rusmini dan Hadi Soedjoed selalu membersihkan petilasan yang banyak dikunjungi wisatawan.
Saat itulah Rusmini melihat landaian tombak sudah berada di utara joglo utama petilasan, membujur arah selatan-utara tanpa mata tombak. Perempuan ini pun bergegas mencari keberadaan mata tombak dan mendapati pusaka yang lain sudah tidak ada di tempat. Bersama suaminya, mereka mencari di sekeliling makam dan tak menemukan jejak apa pun sebelum melaporkan ke polisi.
Hasil penyelidikan sementara, polisi menduga pelaku hanya berjumlah satu orang. Diduga dia masuk melalui pintu belakang petilasan yang memang dibiarkan tak terkunci. Pintu ini dibuka untuk memudahkan warga sekitar makam mengambil keranda yang diletakkan di kawasan petilasan saat terjadi kematian.
Agus menambahkan, benda-benda itu sudah berada di area makam sejak 1987. Hingga malam tadi, belum pernah ada satu pun aksi pencurian meski akses menuju petilasan cukup longgar. Makam ini selalu dikunjungi warga dari berbagai daerah yang ingin menikmati wisata sejarah.
HARI TRI WASONO