Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karya Alat Fisika Siswi SMP Sumedang Juara di India

Editor

Zed abidien

image-gnews
Lubba Ailiati dari Kelompok Ilmiah Remaja Al Ma'soem Science Club (KIR ASIC), membuat karya itu dengan judul Designing Liquid Refractive Index Measuring bersama dan kakak kelasnya, Syauqiyyah Syahlaa. Foto: Al Ma'soem
Lubba Ailiati dari Kelompok Ilmiah Remaja Al Ma'soem Science Club (KIR ASIC), membuat karya itu dengan judul Designing Liquid Refractive Index Measuring bersama dan kakak kelasnya, Syauqiyyah Syahlaa. Foto: Al Ma'soem
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Alat pengukur manual bias cahaya buatan tim siswi SMP Al Ma'soem, Cipacing, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, meraih juara ilmuwan muda internasional di India. Berbiaya pembuatan murah, kurang dari Rp 100 ribu, alat itu bisa digunakan sekolah lain untuk praktikum fisika.

Lubba Ailiati dan kakak kelasnya, Syauqiyyah Syahlaa, yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja Al Ma’soem Science Club (KIR ASIC), membuat karya itu dengan judul Designing Liquid Refractive Index Measuring. Lubba kini kelas IX, sedangkan Syauqiyyah masuk SMA.

Menurut guru pembina KIR ASIC, Rahman Hakim, pembuatan alat itu berawal dari kesulitan Lubba dan kawan-kawan memahami tentang materi bias cahaya di kelas. "Saya dulu juga kuliah enggak ada alatnya, hanya teori saja," kata sarjana dan master fisika itu kepada Tempo, Selasa, 2 Agustus 2016. Siswanya itu lalu berinisiatif membuat alat sendiri.

Alat pengukur bias cahaya itu berupa wadah transparan ukuran lebar 20, tinggi 30, dan panjang 60 sentimeter. Berbahan dari kaca, bentuknya seperti akuarium. Pada salah satu tepi bagian lebar sebelah atas, dipasangi busur 180 derajat yang dilapis pelat seng berjarum penunjuk. Pada bagian dasar wadah dibenamkan penggaris besi sepanjang 50 sentimeter.

Isi wadah pada penelitian itu berupa air dicampur gula dengan ukuran satu berbanding setengah. Cairan itu kemudian ditembakkan sinar laser yang alatnya seharga Rp 5.000 dan umum dijual. Siswa lalu menghitung pembelokan cahaya laser yang terjadi dengan rumus fisika.

Hasilnya dibandingkan dengan literatur, bukan dengan alat pengukur digital yang berharga jutaan rupiah seperti milik perguruan tinggi. Perhitungan bias cahayanya, kata Rahman, tidak jauh berbeda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya ilmiah dua pelajar tersebut disertakan sebagai wakil Indonesia di ajang lomba karya ilmiah remaja Asia-Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) 2016 ke-5 pada 17 Juli lalu di Amity University Gurgaon, New Delhi, India.

Tim Indonesia yang terdiri atas 10 orang pelajar berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu. Disertai paparan karya dari tiap peserta, kompetisi diikuti oleh 150 orang ilmuan muda yang berasal dari 10 negara dengan 120 hasil penelitian dalam bidang seperti teknik, komputer, dan biologi.

Alat pengukur bias cahaya itu menyumbang medali perak untuk Indonesia setelah dinobatkan juri sebagai juara kedua.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

53 hari lalu

Warga melewati samping pabrik tekstil Kahatex yang atap bajanya runtuh tersapu angin puting beliung di Desa Mangunarga, Sumedang, Jawa Barat, 22 Februari 2024. BRIN akan meneliti fenomena amukan angin ini yang berpotensi menjadi tornado yang pertama kali terjadi di Indonesia. TEMPO/Prima Mulia
Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak


Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

53 hari lalu

Warga berdiri di antara puing rumah yang hancur akibat angin puting beliung di Desa Sukadana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis 22 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung tersebut mengakibatkan 97 rumah dan 17 unit bangunan pabrik mengalami kerusakan serta 413 kepala keluarga terdampak dan 31 orang dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.


Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

54 hari lalu

Warga berdiri di antara puing rumah yang hancur akibat angin puting beliung di Desa Sukadana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis 22 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung  pada Rabu, 21 Februari 2024, tersebut mengakibatkan 97 rumah dan 17 unit bangunan pabrik mengalami kerusakan serta 413 kepala keluarga terdampak dan 31 orang dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.


Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

54 hari lalu

Sejumlah warga mengangkut perabotan dari rumah yang rusak akibat bencana angin kencang di Desa Walidono, Prajekan, Bondowoso, Jawa Timur, Jumat, 19 Januari 2024. Hujan disertai angin kencang di wilayah tersebut yang terjadi pada Kamis (18/1), mengakibatkan 202 rumah, masjid rusak di dua desa, yaitu Walidono dan Cangkring. ANTARA FOTO/Seno
Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

Sedikitnya 48 warga di Sumedang terdampak bencana angin kencang dan hujan lebat. 10 rumah rusak disapu angin.


Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

54 hari lalu

Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

Wilayah perbatasan Jatinangor-Rancaekek diterjang angin puting beliung. Pusaran angin disertai hujan lebat dan mengandung batuan es.


Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

8 Januari 2024

Salah satu rumah warga yang rusak berat akibat gempa magnitudo 4,8 di Kampung Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat,  Kaler, Sumedang, Jawa Barat, 3 Januari 2024. Dengan rincian bangunan yang mengalami kerusakan antara lain 303 rumah rusak ringan, 92 rumah rusak sedang, dan 69 rumah rusak berat. TEMPO/Prima Mulia
Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

Badan Geologi mencatat bahwa kerusakan paling parah dari gempa Sumedang terjadi di Kampung Babakan Hurip, yang dekat dengan Sungai Cipeles.


Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

2 Januari 2024

Bangunan rumah yang rusak terlihat di dekat tenda pengungsi pascagempa bumi magnitudo 4.8, di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat, Senin, 1 Januari 2024. TEMPO/Prima mulia
Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

Gempa di Sumedang terjadi hingga enam kali, BMKG menyebut update terakhir aktivitas gempa terjadi pada pukul 21.15 WIB, Senin 1 Januari 2023.


Blusukan di Pasar Tanjungsari, Jokowi Klaim Harga Pangan Normal

11 Juli 2023

Presiden Joko Widodo saat meresmikan tol Cisumdawu, Sumedang, Jawa Barat, di area Twin Tunnel, 11 Juli 2023. Tol Cileunyi Sumedang Dawuan sepanjang 61,6 Km ini dibangun dengan anggaran Rp 18,3 triliun. adanya tol Cisumdawu bisa memangkas waktu tempuh dari Bandung ke Bandara Kertajati atau Cirebon secara signifikan. TEMPO/Prima Mulia
Blusukan di Pasar Tanjungsari, Jokowi Klaim Harga Pangan Normal

Jokowi menyatakan harga pangan di Pasar Tanjungsari normal.


7 Oktober Hari Kopi Sumedang, Begini Asal Mulanya

7 Oktober 2022

Ilustrasi kopi panas. Foto: Unsplash.com/Rene Porter
7 Oktober Hari Kopi Sumedang, Begini Asal Mulanya

Sumedang salah satu penghasil kopi unggulan di Indonesia. Dan, tiap 7 Oktober dirayakan sebagai Hari Kopi Sumedang, sejak kapan?


Arsul Sani: Kabupaten Sumedang Patut Dijadikan Model Kabupaten Digital Di Indonesia

27 Juni 2022

Arsul Sani: Kabupaten Sumedang Patut Dijadikan Model Kabupaten Digital Di Indonesia

Pemerintahan modern di era disruptif ini harus responsif terhadap perubahan lingkungan strategis.