TEMPO.CO, Mataram - Gempa bumi yang melanda Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin pagi, 1 Agustus 2016, pukul 07.40 Wita, mengakibatkan 682 rumah rusak. Sebanyak 91 rumah di antaranya rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 516 rumah rusak ringan.
Data kerusakan itu diuraikan dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Gempa juga mengakibatkan kerusakan fasilitas umum, yakni enam unit rusak berat, sebelas rusak sedang, dan sepuluh rusak ringan.
Menurut data BNPB, daerah yang mengalami kerusakan di enam desa, meliputi Desa Nangamero, Kadindi Barat, Pekat, Calabay, Kadindi Timur, dan Karumbu. Semuanya terletak di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. “Upaya penanganan darurat masih dilakukan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis yang diterima Tempo di Mataram, Selasa sore, 2 Agustus 2016.
Baca: Gempa Bumi
Aparat Kecamatan, polsek, koramil, dan puskesmas di Kecamatan Pekat bergotong-royong melakukan pembenahan bangunan yang rusak. Mereka juga menolong masyarakat setempat.
Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten bersama sejumlah satuan kerja perangkat daerah melakukan pendataan dan memberikan bantuan makanan siap saji. Di antaranya 150 dus mi instan dan 1.150 kilogram beras. “Posko dan dapur umum telah didirikan,” ujar Sutopo.
Adapun aktivitas Gunung Rinjani dengan puncak kawah Barujari tetap normal. Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan. Tidak ada letusan susulan setelah sebelumnya meletus mengeluarkan abu vulkanik.
Lombok International Airport juga sudah beroperasi secara normal sejak Selasa pagi, 2 Agustus, pukul 08.00 Wita. Otoritas bandara telah membersihkan abu vulkanik di bandara. “Aktivitas penerbangan telah normal kembali,” ucap Sutopo.
SUPRIYANTHO KHAFID