TEMPO.CO, Kota Kinabalu - Indonesia berhasil meraih penghargaan Cultural Minister's Award dalam event kebudayaan Sabah International Folklore Festival (SIFF) ke-11 di Kota Kinabalu, Sabah, 26-30 Juli 2016.
Tim Indonesia diwakili Sanggar Budaya Gantari Gita Khatulistiwa. Mereka menampilkan tarian Baine Toraya asal Toraja dan tarian Tua Basamo asal Minang.
Tim Indonesia juga meraih penghargaan Best Music Arrangement Award. Adapun juara umum SIFF 2016 diraih tim kesenian dari Irlandia.
Acara penutupan dan penyerahan penghargaan dilakukan Tuan Yang Terutama Sabah Tun Datuk Juhar H. Mahiruddin serta dihadiri Ketua DPRD Sabah, pejabat pemerintah setempat, perwakilan negara asing, dan masyarakat setempat.
“Seni tari Indonesia, walaupun belum menjadi pemenang, tidak kalah dibanding seni tari dari negara-negara peserta festival lain. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri,” kata Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Akhmad D.H. Irfan.
Menurut Irfan, tarian pemenang dari Irlandia mengisahkan cerita rakyat tentang anjing laut yang berganti kulit menjadi manusia di darat. Sedangkan tarian Indonesia tak kalah menonjol dengan memperagakan unsur bela diri dengan didukung instrumen tradisional.
Pemimpin sanggar budaya Gantari Gita Khatulistiwa, Edwin Leo Mokodompit, tetap gembira atas prestasi timnya, meskipun belum berhasil meraih gelar juara umum.
Tim Indonesia juga menyampaikan penghargaan terhadap dukungan warga Indonesia di Sabah yang menyaksikan penampilan mereka dalam SIFF 2016 dan memilih pencalonan tim Indonesia secara online kategori tim favorit.
Festival tari SIFF merupakan acara tahunan internasional yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sabah. Dalam SIFF tahun ini, sebelas negara ikut menjadi peserta, yaitu Australia, Filipina, Indonesia, India, Irlandia, Estonia, Rusia, Sri Langka, Thailand, Korea Selatan, dan tuan rumah Malaysia.
NATALIA SANTI