TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali "mengusir" wartawan. Dia melakukan ini pertama kali saat mengevaluasi kinerja polisi dan jaksa pada dua pekan lalu.
Kali ini, dia melakukan hal sama saat memberikan pengarahan kepada pejabat eselon 1-3 Direktorat Jenderal Pajak di Istana Negara, Kamis, 28 Juli 2016.
"Mengusir" ini merupakan kiasan. Presiden memberi kode agar wartawan meninggalkan aula utama Istana Negara karena acara utama akan segera dimulai.
Menurut praktek rutin di Istana, acara rapat dan pengarahan selalu berlangsung tertutup. "Saya akan blakblakan bicara kalau sudah enggak ada awak media di sini," ujar Presiden Joko Widodo sambil tersenyum kepada awak media. Awak media pun membalasnya dengan tawa dan teriakan, "Yaaaah!"
Dalam rapat pengarahan ini, yang dihadiri sekitar 300 pejabat Ditjen Pajak, Presiden Jokowi kembali berbicara tentang tax amnesty atau pengampunan pajak. Presiden menegaskan, kunci keberhasilan kebijakan ini salah satunya ada pada petugas pajak di lapangan.
Menurut dia, kalau petugas pajak tidak bergerak cepat mengaplikasikan dan memperkenalkan program pengampunan pajak kepada masyarakat dunia usaha, kebijakan itu akan gagal. Hal yang sama, tutur Jokowi, akan terjadi jika petugas pajak tidak jemput bola di lapangan.
"Enggak bisa lagi petugas diam. Zaman sudah berubah. Proaktif, jemput bola, dan jangan menakut-nakuti pengusaha. Itu pesan saya," tutur Jokowi.
Presiden mengaku optimistis petugas pajak bisa menjalankan pesannya itu. Apalagi, kata dia, momentumnya sedang bagus, sehingga seharusnya petugas pajak tidak mengalami kesulitan membujuk pengemplang pajak atau mereka yang menyimpan dana di luar negeri untuk memakai fasilitas pengampunan pajak.
"Saya lihat antusiasme masyarakat dunia usaha bagus. Saya sosialisasi ke Surabaya, pengusaha yang diundang 2.000, yang datang 2.700. Di Medan sama, yang diundang 3.000, yang datang 3.500-an," ujar Jokowi.
ISTMAN M.P.