TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapat tugas khusus dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berbagi pengalaman dengan Wali Kota Myanmar, Maung Maung Soe. Sebab, Maung berencana memindahkan beberapa kampung di daerahnya ke lokasi lain.
“Saya mendapatkan pesan khusus dari PBB untuk berbagi pengalaman dan menjelaskan kepada salah satu wali kota itu,” kata Risma setelah meresmikan Joglo di Kampung Ketandan Surabaya, Rabu, 27 Juli 2016.
Risma memamerkan Kampung Ketandan kepada peserta Prepcom 3 Habitat. Menurut dia, Ketandan yang berada di jantung Kota Surabaya itu menjadi bukti bahwa kondisi kampung sudah berubah, yaitu menjadi ruang yang lebih positif dan interaktif. “Jadi, kampung itu tidak selamanya kumuh dan negatif,” ujar Risma.
Baca:
UN Habitat, Iran Ingin Belajar Pembiayaan Perumahan Indonesia
PBB Nilai Surabaya Sukses Jadi Tuan Rumah Prepcom 3 Habitat
Risma bakal mengadakan pembicaraan dengan Maung. Semula dia merahasiakan wali kota yang akan diajak bicara itu. “Habis ini saya mau ketemu dengan wali kota tersebut di balai kota,” kata Risma.
Setelah ditunggu di depan ruang kerjanya, Risma ternyata menemui Maung. Maung menuturkan bahwa tujuan pertemuan dengan Risma adalah belajar menata daerah seperti Surabaya. "Meskipun tidak 100 persen, setidaknya saya bisa menerapkan beberapa yang baik di Myanmar,” kata dia.
Pelajaran yang bisa diambil dari pertemuan itu, ucap dia, antara lain ialah teknologi dan strategi untuk menata kota. Pelajaran itu akan menjadi contoh bagi dirinya untuk mengubah berbagai masalah yang di hadapi di daerahnya. “Saya memang mencari kota yang bisa menata dan membangun kotanya yang sedang berkembang dan maju,” katanya.
Maung berterima kasih kepada panitia UN Habitat karena sudah dipertemukan dengan orang-orang pintar dalam mengelola perkotaan. Ia juga berterima kasih kepada Risma karena sudah memberikan pengalamannya dalam menata Kota Surabaya.
MOHAMMAD SYARRAFAH