TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo akhirnya buka suara soal pelaksanaan eksekusi hukuman mati gelombang ketiga. Kepada awak media di Istana Kepresidenan, dia menargetkan eksekusi berlangsung pada Jumat tengah malam atau Sabtu dinihari. "Jika tidak ada perubahan, iya (pekan ini)," ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Rabu, 27 Juli 2016.
Sebagaimana diketahui, tanda-tanda akan berlangsungnya eksekusi mati ketiga terus bermunculan, mulai dari masuknya terpidana mati ke sel isolasi, larangan untuk bertemu dengan keluarga atau pengacara, serta mulai disiapkannya regu tembak.
Prasetyo mengatakan jumlah terpidana yang akan dieksekusi rencananya mencapai 14 orang. Semuanya adalah terpidana kasus narkotika. Angka itu berbeda dari yang sebelumnya diungkapkan dalam rapat dengar pendapat di Dewan Perwakilan Rakyat, yaitu 18 orang.
Dari 14 orang itu, kata Prasetyo, satu di antaranya adalah perempuan. Prasetyo enggan menyebutkan nama, meski diyakini perempuan itu adalah Merry Utami yang saat ini sudah masuk ke sel isolasi. Adapun untuk terpidana mati pria, Prasetyo memberi sinyal Freddy Budiman, bandar narkotika kelas kakap, sudah masuk ke daftar.
"Freddy Budiman (dieksekusi), insya Allah," ujar Prasetyo yang juga mengakui bahwa ada warga negara asing yang masuk daftar eksekusi pekan ini. Beberapa di antaranya adalah warga negara Pakistan dan India.
Ditanyai perihal persiapan eksekusi mati sejauh ini, Prasetyo menyatakan sejumlah proses tahap akhir telah dilakukan. Selain memasukkan terpidana mati ke sel isolasi, permintaan terakhir dan notifikasi ke kedutaan asal terpidana asing juga sudah dilakukan.
"Masing-masing sudah di posisinya, pendampingan rohaniawan pun sudah dilakukan. Semua tahapan (akhir) saya rasa sudah, tinggal menunggu laporan akhir dari petugas di lapangan," ujarnya.
ISTMAN M.P.