TEMPO.CO, Palu - Pejabat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menegaskan kondisi Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dalam keadaan aman dan kondusif, pasca tewasnya Santoso, gembong teroris yang paling dicari di Poso.
"Saat ini kondisi Poso dalam keadaan kondusif dan operasi Tinombala terus berjalan untuk mengejar 18 orang yang masuk dalam daftar pencarian orang," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto saat dihubungi dari Palu, Selasa, 26 Juli 2016.
Hari menerangkan pasca tewasnya Santoso, tidak ada lagi orang-orang yang mengelukan Santoso di Poso saat ini. Apalagi mereka yang mengelukan dengan memasang spanduk "Selamat Datang syuhada" yang ramai di media sosial beberapa waktu terakhir.
Kemudian terkait adanya kelompok masyarakat yang meminta polisi untuk angkat kaki dari Poso itu tidak ada sama sekali. "Masyarakat di Poso sangat bersyukur dengan adanya operasi Tinombala, karena memberikan rasa aman bagi mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari," ujarnya.
Hari sendiri menyanggah terkait pemberitaan di sejumlah media massa yang mengatakan bahwa teror sebenarnya datang dari aparat kepolisian di Poso. Selain itu, Hari juga ingin meluruskan bahwa masyarakat Poso tidak pernah menyimpan dendam kepada Polisi.
Untuk perkembangan operasi Tinombala saat ini, Satuan tugas (Satgas) operasi Tinombala menemukan senjata api milik Santoso, Selasa, 26 Juli 2016, sekitar pukul 11.18 Wita.
"Benar senjata itu ditemukan sekitar 11.00 wita dan laporan terakhir sekitar 14.00 Wita, senjata itu sedang dalam pergeseran menuju Sektor 1," kata Hari.
Senjata jenis SS2 itu ditemukan Satgas Tinombala dengan sandi operasi Alfa 29. Senjata ini sebelumya dibawa kabur dan disembunyikan oleh Jumiatun alias Umi Delima, istri kedua Santoso, pasca pengerebekan Satgas Tinombala, Senin, 18 Juli 2016.
ANTARANEWS.COM