Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Pelarian Istri Santoso, Setelah Teroris Terjatuh...  

image-gnews
Isteri Santoso, Jumiatun alias Umi Delima (tengah) diamankan anggota Satgas Operasi Tinombala setelah menyerahkan diri di Poso, Sulawesi Tengah, 23 Juli 2016. Jumiatun menyerahkan diri setelah kelelahan dan kelaparan. ANTARA FOTO/Satgas Operasi Tinombala
Isteri Santoso, Jumiatun alias Umi Delima (tengah) diamankan anggota Satgas Operasi Tinombala setelah menyerahkan diri di Poso, Sulawesi Tengah, 23 Juli 2016. Jumiatun menyerahkan diri setelah kelelahan dan kelaparan. ANTARA FOTO/Satgas Operasi Tinombala
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Jumiatin alias Umi Delima, istri almarhum Santoso, pimpinan kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah, terpaksa membuang senjata suaminya di dalam hutan karena kelelahan setelah beberapa hari lari melarikan diri pascatertembaknya Santoso.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi di Palu, Senin 25 Juli 2016 menuturkan, Delima meninggalkan senjata itu di hutan. "Waktu lari, dia membawa lari senjata Santoso. Senjata itu ditinggal di hutan. Nanti kalau sudah sehat kita bawa kembali ke hutan cari senjata itu," kata Rudy.

Kepada wartawan, Rudy menjelaskan kronologis pelarian Umi Delima setelah Santoso tertembak pada Senin 18 Juli 2016 petang. "Dalam kontak tembak, Santoso sempat jatuh di depan Delima. Sempat bicara sebentar lalu dia ambil senjata Santoso kemudian dia lari," katanya.

Rudy mengatakan Umi Delima terus berlari dan berlari sambil membawa senjata yang digunakan Santoso. Dalam pelarian itu, dia masih sempat mendengar suara anggota kelompoknya Basri dan istrinya. "Dia lari sendirian," katanya.

Menurut Rudy, karena sudah lelah, Umi Delima akhirnya melepaskan senjata tersebut."Senjata dia tinggal karena sudah capek," katanya.
Namun Kapolda tidak menjelaskan jenis senjata yang dimaksud.

Sementara satu pucuk senjata yang disita saat kontak senjata dengan Santoso adalah milik Mukhtar, yang tewas bersama Santoso dalam baku tembak di hutan Tambarana, Poso Pesisir.

Menurut Rudy, setelah beberapa hari dalam pelarian, Umi Delima akhirnya bertemu dengan pekerja kebun."Dia ditanya. Ibu siapa? Dia mengaku istrinya Santoso," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pekerja kebun tersebut memastikan apakah Umi Delima membawa senjata dan bom atau tidak."Dia hanya membawa pisau," katanya.

Dari sanalah Umi Delima kemudian diantar ke aparat di salah satu Pos Satgas Operasi Tinombala terdekat. Dalam perjalanan tersebut, mereka bertemu lagi dengan petani yang kebetulan membawa bekal. Karena dalam kondisi lapar sekali, Umi Delima akhirnya diberi makan dari bekal petani itu.

Menurut Rudy, kondisi Umi Delima semakin membaik bahkan sudah bisa tertawa, namun masih perlu pemulihan total."Dia lebih rileks, sudah bisa tertawa, lebih ceria," katanya.

Umi Delima belum mendapat pemeriksaan formal. Ia dimintai keterangan baru sebatas wawancara.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

31 Maret 2022

Ilustrasi teroris. shutterstock.com
Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

BNPT menangkap 16 orang terduga teroris yang disebut berafiliasi dengan NII.


Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

21 Maret 2022

Ratusan kotak amal yang ditemukan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. (Antara Lampung/Damiri)
Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

Kepala Densus 88 menyatakan pihaknya menggunakan paradigma baru dengan menempatkan pelaku terorisme sebagai korban.


Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

21 Maret 2022

Personel Densus 88 Anti Teror membawa terduga teroris ke dalam bus di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 18 Maret 2021. Sebanyak 22 orang terduga teroris dipindahkan dari Rumah Tahanan Polda Jawa Timur ke Jakarta. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

Densus 88 menyatakan aksi terorisme di Indonesia dalam dua tahun terakhir menurun setelah mereka melakukan penangkapan secara masif.


Dr. Azhari hingga Ali Kalora, Deretan Gembong Teroris yang Tewas di Indonesia

20 September 2021

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam konferensi pers menunjukan wajah yang dipastikan sebagai Dulmatin, Jakarta, Rabu (10/03). TEMPO/Aditia Noviansyah
Dr. Azhari hingga Ali Kalora, Deretan Gembong Teroris yang Tewas di Indonesia

Beberapa gembong teroris tewas terbunuh dalam operasi yang dilancarkan oleh aparat Indonesia. Ada juga yang dieksekusi mati di Nusakambangan


Ini Perbedaan Singkat antara Kelompok Teroris MIT, JAD, JAT, dan JI

20 September 2021

Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora alias Ali Ahmad, dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kabar ini beredar pada Sabtu malam, 18 September 2021. Istimewa
Ini Perbedaan Singkat antara Kelompok Teroris MIT, JAD, JAT, dan JI

Selain MIT, di Indonesia terdapat beberapa jaringan kelompok teroris seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), dan JI


Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

15 Juni 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra membenarkan telah telah terjadi penangkapan terduga teroris di wilayahnya pada Senin, 14 Juni 2021.


Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

16 April 2021

Narapidana tindak pidana teorisme mencium bendera Merah Putih usai mengucap ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Aula Sahardjo, Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 15 April 2021. Sebanyak 34 narapidana tindak pidana terorisme mengikuti ikrar setia kepada NKRI sebagai bentuk implementasi hasil akhir program deradikalisasi serta pengikat tekad dan semangat untuk menegaskan bersedia kembali membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. ANTARA FOTO/Humas Kemenkumham
Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Sudjonggo menjelaskan alasan mengapa menempatkan napi terorisme di Lapas Gunung Sindur.


Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

22 Januari 2021

Ilustrasi teroris. shutterstock.com
Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap dua orang terduga teroris di Aceh pada 21 Januari 2021. Satu orang merupakan PNS dan lainnya nelayan


Ali Kalora, Pemimpin MIT Penerus Santoso yang Masih Buron

1 Desember 2020

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso (kedua kanan) meninjau lokasi serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu, 28 November 2020. ANTARA/Humas Polres Sigi
Ali Kalora, Pemimpin MIT Penerus Santoso yang Masih Buron

Nama Ali Kalora belakangan kembali mencuat setelah tewasnya empat orang dalam satu keluarga, di Desa Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah


Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

9 November 2020

Polisi memeriksa rumah warga yang berada di sekitar lokasi pengejaran terduga teroris di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu, 7 November 2020 Aparat gabungan yang terdiri dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Brimob Polri dan TNI melakukan pengejaran terhadap seorang pria yang diduga merupakan anggota kelompok teroris yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Poso serta bersembunyi di sekitar wilayah tersebut dan hingga pukul 17.30 WITA petugas masih melakukan pengejaran. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

Densus 88 Antiteror Polri menangkap satu terduga teroris bernama Ahmad Zaini alias Ahyar alias Ahyas alias Epson di Banten.