TEMPO.CO, Jakarta -Istana Kepresidenan menunjuk Mikke Susanto dan Rizki Zaelani sebagai kurator lukisan dalam acara pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan. Mikke mengatakan tidak mudah dalam menentukan lukisan mana yang layak disajikan ke masyarakat luas. Apalagi Istana Kepresidenan mempunyai 3.000 koleksi lukisan yang tersebar di Istana Jakarta, Bogor, Cipanas, Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali).
"Itu kesulitannya," kata Mikke di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Senin, 25 Juli 2016. Ia lantas membatasi pilihan lukisan berdasarkan tema yang diminta Presiden Joko Widodo. Presiden, ucap Mikke, ingin tema pameran berkaitan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus. Akhirnya, tema dengan kata kunci nasionalisme dan kemerdekaan pun menjadi prioritas utama.
Selain itu, pencarian Mikke berlanjut ke koleksi lukisan yang masuk kategori level A. Di level ini hanya lukisan-lukisan karya maestro dan sudah melegenda saja yang masuk. "Dari sisi material tentunya masih baik," ucap Staf pengajar Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta itu. Hasilnya, jumlah lukisan mengerucut menjadi 800 buah saja dari total 3.000.
Proses seleksi terus berlanjut. Mikke lantas menyaring lukisan berdasarkan tiga kategori subkurasi, yaitu tentang pelopor kemerdekaan, tema sosial- budaya di masa 1940-1950, dan tema nusantara. Didapatlah 28 lukisan yang akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Mikke berharap pameran yang akan berlangsung sepanjang Agustus 2016 bisa membuat lukisan Indonesia makin lestari dan dikenal publik. Ia ingin pemerintah serius menjaga koleksi lukisan istana dengan membuat peraturan pelestarian. "Jadi kalau ada persoalan, seperti koleksi keluar istana, itu ada payung hukumnya," kata dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan pameran lukisan koleksi istana mempunyai nilai sejarah karena baru kali pertama ditampilkan ke masyarakat. Presiden Joko Widodo, lanjutnya, ingin apa yang ada di istana bisa diakses publik. "(Pameran lukisan) hanya event tertentu saja," ucap Anies.
ADITYA BUDIMAN