Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bekas Kombatan Afghanistan: Pendukung Santoso Masih Banyak

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Kedatangan jenazah teroris Santoso dan Mukhtar di RS Bhayangkara Palu, 19 Juli 2016. TEMPO/Amar Burase
Kedatangan jenazah teroris Santoso dan Mukhtar di RS Bhayangkara Palu, 19 Juli 2016. TEMPO/Amar Burase
Iklan

TEMPO.CO, Lamongan - Bekas Kombatan Afghanistan, Ambon, dan Boso, Ali Fauzi, 46 tahun, mengakui pendukung Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, masih cukup besar.

Wajar jika saat proses pemakaman Muslim Santoso di Desa Lando Jaya, Landangan, Kecamatan Poso Pesisir, dihadiri banyak orang.

”Selanjutnya, ini tugas negara, menjaga hubungan baik agar keluarganya (Santoso) tidak balas dendam,” ujar Ali kepada Tempo Senin, 25 Juli 2016.

Menurut Ali, Poso pernah menjadi basis kasus pertikaian antar-agama yang ekstrim. Kenapa Santoso kemudian memanggul senjata? Ini yang perlu dijawab. Pada kasus perjanjian Malino misalnya, pada kenyataannya penanganannya masih di level atas dan bukan di bawah. Dan salah satu korbannya adalah Santoso, yang kemudian tidak puas.

Dan bertahun-tahun lamanya, lanjut Ali, Santoso hidup di hutan-hutan, melakukan tindakan perlawanan. Bahkan pernah melakukan perampokan dan pembunuhan aparat. Tetapi semua itu bagian dengan sebab akibat, yaitu kejengkelannya atas kasus masa lalu. Seperti kasus penganiayaan di Pondok Pesantren Wali Songo Poso dan sejumlah tindakan kekerasan dengan korban yang menimpa umat Islam.

Ali menyebutkan, kematian Santoso, tidak bisa serta-merta membuat kondisi di Poso aman. Karena kemungkinan para simpatisan yang berada di gunung, hutan, juga yang berada di kota-kota, termasuk di kampung keluarganya, bergerak.

Untuk menjaga kondisi keamanan tetap stabil maka ini menjadi tugas pemerintah untuk tetap menjaga hubungan baik. Paling tidak antara aparat keamanan, pendukung Santoso, dan juga dengan keluarga serta dengan istrinya. Karena dengan menjaga hubungan baik, diskusi, membuat kegiatan, seperti pesan damai dan sejenisnya, akan mengurangi tingkat ketegangan di masyarakat Poso.

Ali mengakui dia mengenal Santoso dan juga teman-temannya. Bahkan, sebagian dari mereka ini adalah anak buahnya saat masih aktif menjadi kombatan di Afghanistan, Poso, dan juga di Ambon. Bahkan sekarang ini dia kerap masih berhubungan, baik lewat telepon atau dengan alat komunikasi lain. “Saya kerap memberi nasehat, untuk mengajak mereka meninggalkan gerakan radikal,” tandasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ali juga memuji, penangkapan istri Santoso oleh aparat keamanan dari Angkatan Darat tanpa kekerasan. Ini menjadi kesan bagus bagi keluarga Santoso agar mereka juga punya sikap positif terhadap aparat keamanan.”Jadi, bagi saya ini menarik,” imbuh adik dari terpidana mati Amrozi dan Ali Ghufron ini.

Jenazah Santoso alias Abu Wardah dimakamkan di pekuburan muslim di Desa Lanto Jaya, Landangan, Kecamatan Poso Pesisir. Jasadnya dibawa dengan mobil ambulans dari Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, pada Sabtu, 23 Juli 2016 pukul 08.00 Wita.

Di rumah sakit, jenazah Santoso diserahkan kepada perwakilan keluarga. Mobil ambulans dikawal Tim Densus 88 yang menggunakan mobil Toyota menuju Kabupaten Poso.

Adapun jenazah Mukhtar dijemput keluarganya pada pukul 09.30 Wita. Jenazah Mukhtar dikebumikan Sabtu di wilayah Tawaili, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu.

Di beberapa lokasi di Poso Pesisir, spanduk penyambutan jenazah pemimpin Mujahidin Indonesia Timur ini sudah terpasang, yang bertulisan: "Selamat Datang Syuhada Poso, Santoso alias Abu Wardah". Tampak foto Santoso sedang menenteng senjata dan foto saat sedang dievakuasi terpasang pada spanduk tersebut.

Santoso dan Mukhtar tewas dalam kontak senjata antara Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 dan kelompok bersenjata pada Senin, 18 Juli 2016. Sedangkan 19 orang lainnya masih diburu, termasuk Basri alias Bagong alias Ayah dan Ali Kalora beserta tiga perempuan.

SUJATMIKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

31 Maret 2022

Ilustrasi teroris. shutterstock.com
Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

BNPT menangkap 16 orang terduga teroris yang disebut berafiliasi dengan NII.


Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

21 Maret 2022

Ratusan kotak amal yang ditemukan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. (Antara Lampung/Damiri)
Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

Kepala Densus 88 menyatakan pihaknya menggunakan paradigma baru dengan menempatkan pelaku terorisme sebagai korban.


Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

21 Maret 2022

Personel Densus 88 Anti Teror membawa terduga teroris ke dalam bus di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 18 Maret 2021. Sebanyak 22 orang terduga teroris dipindahkan dari Rumah Tahanan Polda Jawa Timur ke Jakarta. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

Densus 88 menyatakan aksi terorisme di Indonesia dalam dua tahun terakhir menurun setelah mereka melakukan penangkapan secara masif.


Dr. Azhari hingga Ali Kalora, Deretan Gembong Teroris yang Tewas di Indonesia

20 September 2021

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam konferensi pers menunjukan wajah yang dipastikan sebagai Dulmatin, Jakarta, Rabu (10/03). TEMPO/Aditia Noviansyah
Dr. Azhari hingga Ali Kalora, Deretan Gembong Teroris yang Tewas di Indonesia

Beberapa gembong teroris tewas terbunuh dalam operasi yang dilancarkan oleh aparat Indonesia. Ada juga yang dieksekusi mati di Nusakambangan


Ini Perbedaan Singkat antara Kelompok Teroris MIT, JAD, JAT, dan JI

20 September 2021

Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora alias Ali Ahmad, dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kabar ini beredar pada Sabtu malam, 18 September 2021. Istimewa
Ini Perbedaan Singkat antara Kelompok Teroris MIT, JAD, JAT, dan JI

Selain MIT, di Indonesia terdapat beberapa jaringan kelompok teroris seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), dan JI


Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

15 Juni 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra membenarkan telah telah terjadi penangkapan terduga teroris di wilayahnya pada Senin, 14 Juni 2021.


Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

16 April 2021

Narapidana tindak pidana teorisme mencium bendera Merah Putih usai mengucap ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Aula Sahardjo, Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 15 April 2021. Sebanyak 34 narapidana tindak pidana terorisme mengikuti ikrar setia kepada NKRI sebagai bentuk implementasi hasil akhir program deradikalisasi serta pengikat tekad dan semangat untuk menegaskan bersedia kembali membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. ANTARA FOTO/Humas Kemenkumham
Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Sudjonggo menjelaskan alasan mengapa menempatkan napi terorisme di Lapas Gunung Sindur.


Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

22 Januari 2021

Ilustrasi teroris. shutterstock.com
Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap dua orang terduga teroris di Aceh pada 21 Januari 2021. Satu orang merupakan PNS dan lainnya nelayan


Ali Kalora, Pemimpin MIT Penerus Santoso yang Masih Buron

1 Desember 2020

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso (kedua kanan) meninjau lokasi serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu, 28 November 2020. ANTARA/Humas Polres Sigi
Ali Kalora, Pemimpin MIT Penerus Santoso yang Masih Buron

Nama Ali Kalora belakangan kembali mencuat setelah tewasnya empat orang dalam satu keluarga, di Desa Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah


Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

9 November 2020

Polisi memeriksa rumah warga yang berada di sekitar lokasi pengejaran terduga teroris di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Sabtu, 7 November 2020 Aparat gabungan yang terdiri dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Brimob Polri dan TNI melakukan pengejaran terhadap seorang pria yang diduga merupakan anggota kelompok teroris yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Poso serta bersembunyi di sekitar wilayah tersebut dan hingga pukul 17.30 WITA petugas masih melakukan pengejaran. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

Densus 88 Antiteror Polri menangkap satu terduga teroris bernama Ahmad Zaini alias Ahyar alias Ahyas alias Epson di Banten.