TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku tidak masalah jika dia dijadikan pilihan terakhir oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Ahok mengibaratkan dalam menentukan kendaraan politik sama seperti menentukan pasangan hidup. Biasanya, kata dia, pilihan terakhir adalah keputusan yang sudah final. Ahok dengan berseloroh mengatakan bersyukur jika dia menjadi pilihan terakhir PDIP.
"Kayak kamu pacaran saja, jadi pilihan terakhir juga bersyukur dong. Yang jadi kawin juga pilihan terakhir," kata Ahok di Balai Kota, Senin, 25 Juli 2016.
Ahok sendiri memiliki dua opsi untuk maju di pilkada DKI Jakarta. Jika maju melalui jalur partai, dia sudah mendapat dukungan dari NasDem, Hanura, dan Golkar. Sedangkan jika melalui jalur perseorangan, Ahok sudah mengantongi dukungan satu juta kartu tanda penduduk.
Meskipun sudah mengantongi dua opsi tersebut, hingga saat ini Ahok belum menentukan pilihan. Nama Ahok sering dikait-kaitkan dengan pencalonannya melalui PDIP. Sedangkan PDIP mengaku masih membuka peluang asalkan Ahok mengikuti mekanisme partai dengan mendaftarkan diri ke Dewan Pimpinan Pusat.
PDIP sendiri berkali-kali memunculkan nama kader internalnya yang berpeluang maju pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Namun, hal itu tak membuat Ahok gentar. Ahok hanya memberikan sinyal bahwa hubungannya dengan PDIP sudah dekat.
"Maksud saya ngapain gitu lho, kamu punya pilihan pertama hebat-hebat, tapi enggak kawin sama kamu, pacaran doang. Pilihan terakhir, tapi kalau jadi menikah kan bagus," kata Ahok.
LARISSA HUDA