TEMPO.CO, Depok - Mantan presiden Bacharuddin Jusuf Habibie mengaku hanya mengantongi dua kartu mahasiswa, yakni kartu mahasiswa Universitas Indonesia Bandung dan Rhenisch Wesfalische Hochscule di Jerman.
Selama kuliah di UI Bandung, Habibie pernah merasakan perploncoaan yang dilakukan seniornya. "Di Fakultas Teknik UI Bandung, saya diplonco juga. Tugas saya setiap hari seusai salat subuh ‘kukuruyuk’ di asrama wanita," kata Habibie dalam acara diskusi dan halalbihalal Iluni UI di Pusat Studi Jepang UI, Sabtu, 23 Juli 2016.
Habibie mengaku harus menerima perploncoan tersebut sebagai mahasiswa baru di Teknik UI. Saat itu, usia Habibie masih 18 tahun. Habibie tinggal di dekat kampusnya, yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung.
Habibie harus “menebalkan” mukanya saat itu. Soalnya, di hadapan senior-senior yang wanita, Habibie ditugasi berkokok seperti ayam setiap pagi. Bahkan ia diminta pindah dari satu jendela ke jendela lain asrama wanita untuk berkokok.
Selain itu, sewaktu masih menjalani perkuliahan, Habibie diminta bernyanyi saat perayaan Roman Holiday pada 1955. Saat itu, ada kendaraan yang cukup terkenal, yakni scooter Vespa. Habibie diminta naik dan membonceng dengan Vespa oleh seniornya dari rumahnya di dekat Jalan Dago, Bandung.
Saat itu, ia meluncur membonceng scooter Vespa ke rumah seorang bapak yang bernama Jumana. Pria tersebut mempunyai anak yang cantik. Setelah sampai di rumah Jumana, Habibie diminta bernyanyi di depan jendela. Saat ia bernyanyi, Jumana langsung membuka jendela.
"Setelah perploncoaan, biasanya diminta mendatangi rumah Pak Jumana untuk bernyanyi. Kebetulan memang saya suka nyanyi," ucap Habibie terkekeh. "Nasib saya memang seperti itu saat diplonco."
IMAM HAMDI