TEMPO.CO, Bangkalan - Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, meminta para remaja dan wanita berhati-hati saat berkendara di tempat sepi. Data Satuan Reserse Kriminal Polres Bangkalan menyebutkan 80 persen korban begal di Bangkalan adalah wanita dan remaja usia sekolah. "Hindari tempat sepi," kata Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Anisullah M. Ridha, Jumat, 22 Juli 2016.
Menurut Anis, para begal menganggap remaja dan wanita paling lemah dibanding pemuda atau orang dewasa. Dalam beberapa kasus, meski korban berboncengan sepeda motor, para begal tetap merampas sepeda motor bila pengendaranya remaja. "Dua remaja saja dibegal, apalagi satu," ujarnya.
Anis mengungkapkan fakta ini setelah, pada 29 Juni lalu, seorang remaja berusia 16 tahun bernama Fuad Saddad menjadi korban. Saat itu, warga Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan, tersebut sedang nongkrong bersama seorang temannya di Jalan Raya Bancaran.
Menurut Anis, Fuad baru melaporkan musibah yang menimpanya pada 4 Juli lalu. Meski terlambat, polisi tetap melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi serta kamera CCTV sebuah toko. Dari kamera CCTV itulah tampak jelas wajah tiga pelaku. Sebelum merampas sepeda motor Honda Beat putih bernomor polisi M-5057-HT, pelaku lebih dulu memukul korban dengan balok kayu dan kemudian kabur. "Korban mengalami luka memar," ujarnya.
Berbekal rekaman kamera CCTV itulah polisi menyelidiki kasus ini selama dua pekan. Pada 19 Juli lalu, dua dari tiga pelaku ditangkap. Masing-masing berinsial IS, warga Desa Jambuh, dan AK, warga Desa Burneh. Polisi bahkan menembak betis IS karena mencoba kabur. "Kami masih memburu satu tersangka lain inisial GD dan DH penadah, sepeda hasil kejahatan," ucap Anis.
Selain kamera CCTV, polisi melacak tersangka lewat sinyal telepon seluler milik korban. Alat komunikasi itu disimpan di bawah jok sepeda motor saat pelaku merampas kendaraan tersebut.
MUSTHOFA BISRI