TEMPO.CO, Jambi - Presiden Joko Widodo meresmikan terminal Bandar Udara Internasional Sultan Thaha di Provinsi Jambi, Kamis, 21 Juli 2016. Hal ini dilakukan dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jambi untuk membuka Peringatan Hari Koperasi Nasional Ke-69.
Di depan ratusan tamu undangan, Presiden yang didampingi Gubernur Jambi Zumi Zola menandatangani prasasti dan menekan tombol sirene. Dalam kesempatan ini, Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur tidak bisa lagi ditunda seiring semakin ketatnya persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Saya menilai sudah sepantasnya jika bandara ini diperluas, apalagi pertumbuhannya 27 persen per tahun. Saya meminta 2017 Bandara Sultan Thaha diperluas dan dibangun lagi dari rencana 2019 untuk mengantisipasi keterlambatan seperti Bandara Soekarno-Hatta," kata dia.
Presiden pun meminta penyelesaian terminal dan runway untuk beberapa bandara lain di provinsi ini, seperti bandara di daerah Bungo dan Kerinci. Bandara yang merupakan bagian dari proyek pengembangan bandara-bandara kecil pemerintah itu memiliki terminal seluas 35 ribu meter persegi dan area parkir seluas 26.500 meter persegi berkapasitas 436 mobil dan 415 motor.
Biaya pembangunan terminal penumpang dan fasilitas parkir Bandara Sultan Thaha sesuai dengan nilai kontrak adalah sekitar Rp 126 miliar. Sedangkan biaya untuk pembangunan apron mencapai Rp 110 miliar, pembangunan menara dan gedung operasi Rp 16 miliar, serta pembangunan fasilitas pokok dan penunjang lainnya Rp 67 miliar.
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi sebelumnya menargetkan pergerakan pesawat di bandara itu bisa menjadi 70 per hari pada akhir tahun ini. "Saat ini pergerakannya 46 pesawat, 23 take off dan landing," kata dia.
Dia menjelaskan Bandara Sultan Thaha merupakan proyek rintisan pengembangan bandara-bandara kecil yang dikelola Angkasa Pura.
SYAIPUL BAKHORI