TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan peletakan batu pertama Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Internasional Dea Malela di Desa Pamangong Kecamatan Lenangguar Kabupaten Sumbawa, Rabu 20 Juli 2016 tadi. Lokasinya terletak sekitar 35 kilometer atau dua jam perjalanan darat dari kota Sumbawa Besar ke arah selatan.
Jusuf Kalla dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi disertai Menteri Pekerjaan Umum Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Putra daerah NTB yang hadir diantaranya Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad.
Ini adalah lembaga pendidikan kedua yang memilih lokasi di pedesaan. Sebelumnya, Zukfilemansyah juga putra daerah Sumbawa yang berkiprah di DPR RI walaupun daerah pemilihannya di Banten, telah mendirikan Universitas Teknologi Sumbawa. Letaknya sekitar 10 kilometer arah selatan dari kota Sumbawa Besar. Ini mungkin keunikannya, kampus di lahan yang tersedia seluas 60 hektar sudah mulai dibangun oleh Yayasan DEA MAS di Desa Batu Alang Kecamatan Moyo Hulu tersebut berada di tengah – tengah persawahan.
Ponpes yang digagas oleh Prof Dr Dien Syamsudin tersebut beserta Masjid Saidah, Rumah Kiyai Bait Kalla dan Wisma Ustadzah serta perumahan guru putra dan putrid. Areal lahannya dimulai seluas 20 hektar. ‘’Saya ingin buktikan bahwa dari desa pun kami bisa berkiprah membangun peradaban dunia,’’ kata Din Syamsuddin selaku ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dea Malela. Menurutnya, ponpes ini dirancang sebagai pusat pendidikan islam yang bertaraf internasional.
Seperti dikirimkan rilisnya oleh Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wakil Presiden Jusuf Kalla dikutip mengatakan bahwa Din Syamsuddin adalah sosok putra daerah yang berjuang dan ingin membangun tanah kelahirannya dalam bidang pendidikan. ‘’Tantangan kita berbeda dengan luar negeri,’’ ujarnya.
Di Indonesia kalau bicara kaya dan miskin itu, 10 persen orang kaya dan 90 persen orang miskin. Patut berbangga melalui dunia pendidikan ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia mengingatkan kepada seluruh yang hadir disana agar bersama-sama meningkatkan mutu dan kualitas dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. ‘’Apa yang kita cita-citakan ini pasti ada tantangannya karena pesantren ini bertaraf modern internasional,’’ ucapnya.
Ini merupakan tanggung jawab mengisi kepala anak-anak dengan ilmu yang bermanfaat yang nantinya bisa mereka pergunakan 10 atau 20 tahun kedepan dalam membangun daerahnya dengan penuh tanggung jawab.
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi menyebut kunjungan Jusuf Kalla tersebut sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Pusat terhadap kemajuan NTB. Menurutnya, Jusuf Kalla selain menjadi orang penting di pemerinrahan RI, juga seorang pengusaha Indonesia yang sangat sukses. Tapi ada satu sisi kepedulian beliau terhadap pendidikan. ‘’Hal ini bisa kita lihat dengan hadirnya beliau ditengah-tengah kita,’’ katanya.
Zainul Majdi juga mengingatkan kepada putra daerah yang telah sukses untuk ikut membangun tanah kelahirannya. Bila Wapres yang dari luar NTB saja memiliki kepedulian dan kontribusi besar di Pamangong ini, maka putra daerah tidak boleh ketinggalan untuk berperan serta dalam kemajuan peradaban pendidikan Islam
.
SUPRIYANTHO KHAFID