Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rokok Penyebab Kemiskinan di Jateng Setelah Beras

image-gnews
Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten via Getty Images
Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten via Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Keberadaan rokok kretek filter dinilai menjadi penyebab salah kemiskinan di Jawa Tengah setelah beras. Temuan itu berdasarkan survei profil kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah pada periode September 2015 hingga Maret 2016.

“Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan pada Maret 2016 adalah beras dan rokok kretek filter,” kata kepala BPS Jateng Margo Yuwono, di kantornya, Senin 18 Juli 2016.

Menurut Margo, selain rokok dan beras komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap garis Kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah biaya perumahan dan bensin. Meski tak memberikan alasan jelas, peranan komoditi makanan terhadap kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Ia menyebutkan pada Maret 2016 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap kemiskinan di Jateng sebesar 73,00 persen. “Itu mengalami sedikit perubahan dibandingkan dengan September 2015 yang sebesar 73,23 persen,” kata Margo menambahkan.

Tercatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada Maret 2016 mencapai 4,507 juta orang atau sebanyak 13,27 persen naik sekitar 1,11 ribu orang jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2015 yang tercatat sebesar 4,506 juta orang.

Hasil survei BPS jateng menunjukan penduduk miskin perkotaan di Jateng naik sekitar 34,51 ribu orang dari 1.789,57 orang menjadi 1.824,08. Peningkatan angka kemiskinan penduduk perkotaan d Jateng itu berrbanding terbalik dengan penduduk miskin di pedesaan yang justru turun pada periode yang sama. Dalam data yang ia sampaikan menunjukan angka kemiskinan penduduk pedesaan di Jateng berkurang 33,4 rbu orang dari 2.716,21 ribu menjadi 2.682,81 ribu orang.

Tercatat pada hitungan komulatif pada periode September 2015 hingga Maret 2016 menunjukan mencapai 4,507 juta orang atau 13,27 persen atau naik sekitar 1,11 rbu orang yang sebelumnya tercatat sebesar 4,506 juta orang atau 13,32 persen.

Margo menjelaskan, meskipun meningkat namun secara persentase penduduk miskin turun sebesar 0,05 persen. “Selama periode September 2015-Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan naik sekitar 34,51 ribu orang dari 1.789,57 ribu orang pada September 2015 menjadi 1.824,08 ribu orang pada Maret 2016,” kata Margo menjelaskan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Gerakan Masyarakat Tembakau Indonesia, Syukur Fahrudin membantah hasil survei BPS yang menjadikan rokok sebagai salah satu faktor pendorong kemiskinan di Jateng. Menurut dia, keberadaan komoditas rokok tak bisa dijadikan acuan mengukur kemisikinan.

“Tudingan rokok sebagai biang kemiskinan diliat dari pemenuhan hidup itu tak realistis,” kata Syukur Fahrudin.

Menurut dia, efek pertumbuhan ekonomi masyarakat dari industri rokok di Jateng justru tinggi. Ia menyebutkan industri rokok di Jateng telah mampu menyerap tenga kerja besar, hingga buruh tani dan pedagang kelontong.

“Terbukti Cukai rokok tinggi tahun ini meningkat, pendapatan pemerintah provinsi dari pertumbuhan dana bagi hasil cukai tembakau juga tinggi,” kata Syukur menjelaskan.

Menurut dia realisasi cukai hasil tembakau tahun ini mencapai Rp 651,7 miliar. Angka itu dinilai lebih tinggi dari targetkan pajak Rp 463,1 miliar.

Syukur juga mempertanyakan survei BPS yang dinilai hanya berdasarkan data yang tak memberikan fakta. “Ketrbukaan fakta datanya di mana,” katanya.

EDI FAISOL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

6 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.


Impor Jagung Disetop Sebelum Panen Raya, Bapanas: Agar Harga di Tingkat Petani Tidak Jatuh

11 hari lalu

INFO Panen Jagung di Perkebunan Jati Jawa Timur
Impor Jagung Disetop Sebelum Panen Raya, Bapanas: Agar Harga di Tingkat Petani Tidak Jatuh

Pemerintah menyetop impor jagung sebelum panen raya yang puncaknya diperkirakan berlangsung pada April 2024.


Menyoroti Harga Beras dan Komoditas Pangan Lainnya di Bulan Ramadan

14 hari lalu

Pembeli bersiap membayar cabai yang ia beli di Pasar Senen, Jakarta, Senin, 28 Desember 2020. Inflasi Desember 2020 secara tahun kalender sebesar 1,46 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,46 persen (yoy) dan penyumbang utama inflasi, yaitu cabai merah sebesar 0,04 persen (mtm). TEMPO/Tony Hartawan
Menyoroti Harga Beras dan Komoditas Pangan Lainnya di Bulan Ramadan

Puncak panen raya diprediksi pada Maret - April tapi itu tak membuat harga beras turun banyak jelang bulan suci Ramadan.


Perhimpunan Pendidikan dan Guru Tolak Keras Dana BOS untuk Makan Siang Gratis, Ini Sederet Alasannya

21 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melihat menu makanan milik siswa saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru Tolak Keras Dana BOS untuk Makan Siang Gratis, Ini Sederet Alasannya

Program makan siang gratis janji kampanye Prabowo-Gibran yang akan diambil dari Dana BOS dinilai berpotensi mengurangi gaji guru. P2G tolak keras.


Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

24 hari lalu

Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan
Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.


BI Sebut Inflasi Pangan Saat Ini Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN dan Pegawai, Apa Dampaknya?

24 hari lalu

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan
BI Sebut Inflasi Pangan Saat Ini Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN dan Pegawai, Apa Dampaknya?

BI menyebut tingkat inflasi pangan 8,47 persen lebih besar dari rata-rata penghasilan tetap ASN yang hanya mencapai 6,5 persen.


BPS Sebut Harga Telur, Ayam, dan Daging Secara Historis Selalu Naik Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Pekerja tengah menata telur di sebuah agen kawasan Cipinang, Jakarta, Senin, 20 November 2023. Pantauan BPS menunjukkan harga telur ayam ras mulai mengalami kenaikan sejak pekan kedua November 2023. Adapun harga rata-rata nasional telur ayam saat ini menyentuh Rp29.170 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
BPS Sebut Harga Telur, Ayam, dan Daging Secara Historis Selalu Naik Menjelang Idul Fitri

BPS sebut harga telur ayam, daging ayam, dan daging sapi secara historis selalu berada di 10 besar komoditas pemberi andil inflasi saat momen Lebaran.


Harga Beras Meroket, Akankah Tembus Rekor Baru Selama Pemerintahan Jokowi?

25 hari lalu

Warga membawa beras murah yang dibeli saat Gerakan Pangan Murah di Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS), Surabaya, Jawa Timur, Senin 26 Juni 2023. Pemerintah menggelar Gerakan Pangan Murah dengan menjual berbagai bahan pangan yang dijual dengan harga lebih murah dari harga di pasaran sebagai upaya untuk menstabilkan pasokan dan harga bahan pangan menjelang Hari Raya Idul Adha. ANTARA  FOTO/Didik Suhartono
Harga Beras Meroket, Akankah Tembus Rekor Baru Selama Pemerintahan Jokowi?

Harga beras semakin hari semakin meningkat hingga menembus Rp 18 ribu per kilogram. Pecahkan rekor kenaikan selama ini?


BPS Beberkan Nilai Tukar Petani Naik 2,28 Persen saat Harga Beras Melambung

27 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto
BPS Beberkan Nilai Tukar Petani Naik 2,28 Persen saat Harga Beras Melambung

BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Februari 2024 mencapai angka 120,97 atau meningkat sebesar 2,28 persen dibandingkan periode Januari.


BPS Ingatkan Potensi Inflasi Pangan Ramadan, Beras Pendorong Utama

27 hari lalu

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan
BPS Ingatkan Potensi Inflasi Pangan Ramadan, Beras Pendorong Utama

BPS mengingatkan potensi kenaikan harga komoditas selama ramadan yang akan mengerek inflasi. Waspadai beras.