TEMPO.CO, Yogyakarta - Barisan relawan pengusung pasangan independen dalam pemilihan kepala daerah Kota Yogyakarta, Garin Nugroho-Rommy Harianto, Jogja Independent (Joint), mengakui bahwa upaya pengumpulan dukungan minimal jumlah kartu tanda penduduk (KTP) yang disyaratkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal sulit terkejar sampai batas waktu pendaftaran calon kepala daerah.
Dari syarat minimal jumlah KTP yang ditetapkan sekitar 27 ribu itu, Joint baru mengumpulkan 3.918 KTP sampai akhir Juni 2016. Padahal pendaftaran pasangan independen dijadwalkan dibuka pada 6-7 Agustus 2016. Jadi Joint hanya punya waktu sebulan untuk mengumpulkan sisanya.
"Kami realistis bahwa pengumpulan KTP minimal 27 ribu itu akan sulit terpenuhi," ujar koordinator Joint, Yustina Neni, kepada Tempo, Selasa, 19 Juli 2016.
Neni menuturkan pengumpulan KTP bahkan sempat terhenti karena terbentur libur Lebaran. Bahkan kegiatan pengumpulan KTP sampai awal pekan ini belum berlanjut. "Sebagian besar relawan adalah mahasiswa. Mereka masih pulang kampung. Belum ada penambahan KTP baru sejak akhir Juni lalu," ucap Neni.
Dia menjelaskan, jika gagal mengumpulkan KTP dalam jumlah minimal, Joint akan tetap mendukung Garin-Rommy bila mereka dipinang partai politik. "Yang kami dukung independensinya," kata Neni.
Joint juga tak akan turut campur siapa partai politik yang akan dipilih Garin dan Rommy. Tak ada kriteria khusus untuk itu. "Kami justru senang jika Mas Garin atau Rommy bisa dipinang parpol. Masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan," ujarnya.
Sejumlah partai politik di Kota Yogyakarta pun sudah membuka peluang menggandeng bakal calon independen jika lobi antarpartai terus alot. Setidaknya ada dua partai yang siap membuka peluang berkolaborasi dengan Garin, yakni Partai Persatuan Pembangunan dan Partai NasDem.
PRIBADI WICAKSONO