TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meninjau langsung penanganan korban vaksin palsu bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Mereka meninjau imunisasi (vaksinasi) ulang bagi mereka yang terkonfirmasi belum menerima vaksin asli di Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur.
"Proses ini akan bertahap, tidak mungkin sekaligus," ucap Nila, Senin, 18 Juli 2016.
Kementerian Kesehatan pekan lalu membuka nama 14 rumah sakit yang mengedarkan ataupun menggunakan vaksin palsu. Mayoritas rumah sakit tersebut berada di Bekasi dan Jakarta. Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI telah menetapkan 20 tersangka terkait dengan vaksin palsu.
Baca Juga: Sebaran Vaksin Palsu Diduga sampai 9 Provinsi
Nila mengatakan, di Puskesmas Ciracas, setidaknya ada 26 anak yang akan divaksinasi ulang. Sebanyak 26 anak itu terkena vaksin palsu dari total 197 pasien Bidan Elly, salah satu tersangka yang dibekuk polisi. Mereka akan menjalani pemeriksaan ulang sekali lagi oleh dokter spesialis anak atau tenaga kesehatan Ikatan Dokter Indonesia sebelum divaksinasi ulang.
Baca Juga:
Terkait dengan vaksin yang digunakan, Nila menuturkan dokter menyiapkan dua macam vaksin. Vaksin jenis pertama adalah pentavalen yang berfungsi memberi kekebalan terhadap lima jenis penyakit, seperti tetanus, hepatitis, dan haemophilus influenzae type B. Sedangkan yang kedua adalah oral polio vaccine yang berfungsi menangkal polio.
Simak Pula: Tersangka Vaksin Palsu Juga Menyuntikkan Vaksin ke Cucunya
"Imunisasi ulang akan diberikan dengan melihat korban menerima vaksin palsu jenis apa," ujar Nila.
Berdasarkan info yang diterima Tempo, setidaknya ada tiga tempat lagi yang akan didatangi Presiden Joko Widodo dan Menteri Nila untuk meninjau vaksinasi ulang. Tiga tempat itu adalah Rumah Sakit Umum Kecamatan Ciracas, RS Harapan Bunda, dan RS Sayang Bunda, Bekasi. Tiga tempat itu disiapkan untuk mengantisipasi penumpukan pasien yang terkena vaksin palsu.
ISTMAN M.P.