TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.354 orang mengungsi setelah banjir melanda Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu, 16 Juli 2016, pukul 04.00 Wita. Banjir terjadi karena hujan lebat yang turun sejak Kamis hingga menyebabkan sungai-sungai meluap.
Dari data yang dikumpulkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sekitar 735 rumah terendam banjir. Ribuan orang tersebut mengungsi ke rumah dinas Bupati Konawe Utara dan sebagian di sekolahan.
"Sebanyak 12 desa di tiga kecamatan terendam banjir setinggi 1-2,5 meter," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 16 Juli 2016.
Daerah-daerah yang terendam banjir meliputi Kecamatan Andowia (Kelurahan Andowia, Desa Anggolo Hipo, Desa Puusuli, Desa Labungga, Desa Anggomate, Desa Laronanga, Desa Larobende, Desa Puuwonua, Desa Almolameh, Desa Lamundowo, Desa Banggarema, Desa Lahembua), Kecamatan Asera (Kelurahan Wanggudu, Desa Puuwanggudu, Desa Wanggudu Raya, Desa Tapuhuatu), dan Kecamatan Lasolo (Desa Otole, Kelurahan Tinobu).
Menurut Sutopo, BPBD Konawe Utara bersama TNI, Polri, dan SKPD saat ini masih di lapangan untuk mengevakuasi warga dan mendata kerusakan. BPBD Kabupaten Konawe Utara mendirikan dua pos pengungsian, tenda posko, tempat distribusi makanan, dan layanan kesehatan.
"Sebagian banjir sudah surut, namun di bagian hulu sungai masih mendung dan berpotensi hujan," kata Sutopo. Ia mengatakan sungai-sungai masih meluap, seperti Sungai Anggomate, Lalindu, Lasolo, Lahembua, dan sungai-sungai kecil lainnya sehingga dapat banjir kembali.
Bencana banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kota Ambon, Provinsi Maluku, pada Sabtu, 16 Juli 2016, pukul 04.00 Wit. Banjir menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Laitimu Selatan, Kota Ambon. Tiga rumah rusak akibat tanah longsor. BPBD Kota Ambon bersama BPBD Provinsi Maluku, TNI, Polri, Basarnas, PMI, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi dan penanganan darurat.
EGI ADYATAMA