TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal Tito Karnavian resmi menerima jabatan Kepala Kepolisian RI dari Jenderal Badrodin Haiti, Kamis, 14 Juli 2016. Dalam sambutannya, Tito mengapresiasi kinerja Badrodin selama satu tahun tiga bulan yang dianggap mampu mengembalikan soliditas Korps Tribrata.
"Kita semua patut bersyukur dengan kematangan manajerial dan kemampuan Pak Badrodin. Polri masih tetap solid dengan beragam prestasi, meski di awal mengalami berbagai kendala," kata Tito dalam sambutannya saat upacara serah-terima jabatan di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kamis, 14 Juli 2016.
Atas jasa Badrodin yang telah berhasil membawahi Polri tetap eksis mengamankan negeri, Tito mengucapkan terima kasih.
Tito juga menyinggung rangkaian suksesi pencalonannya sebagai Kapolri yang berjalan lancar. Menurut dia, hal tersebut berkat dukungan seluruh pimpinan Polri, Dewan Perwakilan Rakyat, dan rakyat Indonesia.
Lancarnya suksesi pemilihan Kapolri periode ini tentu berbeda dengan tahun lalu. Saat itu Presiden Joko Widodo memilih calon Kepala Polri tunggal, Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Tak lama setelah Presiden Jokowi mengeluarkan keputusan itu, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi.
Beberapa oknum Polri lantas menggelar serangan balik dengan menangkap Wakil Ketua KPK saat itu, Bambang Widjojanto. Bambang lantas ditetapkan sebagai tersangka kasus mengarahkan saksi memberi keterangan palsu dalam sidang sengketa pemilihan kepala daerah di Mahkamah Konstitusi. Saat itu Bambang menjadi kuasa hukum salah satu calon bupati.
Tak cuma Bambang, Ketua KPK Abraham Samad juga dijadikan tersangka dalam kasus pemalsuan kartu keluarga. Samad juga dijadikan tersangka penyalahgunaan kewenangan karena telah bertemu dengan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto, untuk membahas suksesi pencalonan presiden.
Penyidik KPK, Novel Baswedan, tak luput dari incaran polisi. Kasus Novel yang dituduh menganiaya pencuri sarang burung walet saat menjadi Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bengkulu yang telah dihentikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali diusut Polri.
Karena itu, sebagai penerus Badrodin, Tito janji berkomitmen menjalankan program polisi yang selaras dengan pemerintah, yakni Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Dia juga akan melanjutkan program Quick Wins peninggalan Kapolri sebelumnya.
LINDA TRIANITA