TEMPO.CO, Surabaya - Putra bungsu Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep, menjalani program semacam kuliah kerja nyata di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Program ke desa-desa itu merupakan bagian dari Community Outreach Program (COP), sebuah program tahunan service learning yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Petra Surabaya.
Ratusan peserta dari berbagai negara diminta terjun langsung membangun desa, sekaligus mengasah rasa empati. "Kami ingin para peserta merasakan berkat melalui COP dengan menjadi lebih peduli kepada orang lain, perubahan perspektif tentang kehidupan yang lebih bermakna, dan inter-religious understanding," kata Wakil Rektor bidang Akademik UK Petra Djiwantoro Hardjito melalui siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 13 Juli 2016.
Dalam COP, mahasiswa asing dan lokal saling berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda budaya dan minim fasilitas. Mengambil tema "Keep Blessing The Nations", UK Petra berharap semakin banyak desa yang terberkati. "Kami bertekad untuk terus menjadi berkat bagi daerah-daerah tertinggal yang belum terjangkau dan belum merdeka secara pendidikan, kesehatan, dan ekonomi," ujar Djiwantoro.
COP UK Petra ke-20 kali ini berlangsung selama tiga minggu, mulai 14 Juli sampai 4 Agustus 2016 di 5 desa Kapubaten Mojokerto. Terdapat 9 negara yang menjadi peserta COP 2016, yakni 2 negara dari Eropa dan 7 negara dari Asia.
Peserta COP ada 201 orang yang terdiri dari 51 mahasiswa UK Petra Surabaya, 8 mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (Kupang), 33 mahasiswa dari Dong Seo University (Korea Selatan), 9 mahasiswa dari International Christian University (Jepang), 13 mahasiswa dari Hong Kong Baptist University (Hong Kong), 6 mahasiswa Hong Kong Institute of Education (Hong Kong), dan 4 mahasiswa Hong Kong University of Science and Technology (Hong Kong).
Selain itu, juga ada 25 mahasiswa University of The Netherlands (Belanda), 4 mahasiswa Fu Jen University (Taiwan), 2 mahasiswa Lignan University (Hong Kong), 2 mahasiswa Chinese University of Hong Kong (Hong Kong), 9 mahasiswa Guangxi Normal University (Cina), 20 mahasiswa Guangxi University of Science and Technology (Cina), 8 mahasiswa Coventry University of London (Inggris), dan 7 mahasiswa SIM University Singapore. Kaesang sendiri mewakili Universitas SIM Singapura.
Meski anak presiden, Kaesang tak akan mendapat perlakuan khusus. "Sesuai dengan visi UK Petra yang menjadi global university ini maka program COP mengajarkan para mahasiswa UK Petra dan asing untuk melayani masyarakat lokal tanpa dibatasi oleh etnis dan budaya yang berbeda," ujar Rektor UK Petra Rolly Intan.
Seluruh peserta akan dibagi menjadi enam kelompok yang ditempatkan enam lokasi berbeda di lima desa yaitu Desa Jembul, Dusun Lebaksari dan Dusun Siman di Desa Rejosari, Dusun Gumeng di Desa Gumeng, Desa Dilem dan Desa Jatidukuh.
Para peserta ini akan mengerjakan proyek fisik dan non fisik bersama dengan penduduk setempat yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga proyeknya pun bisa berbeda di tiap desa.
ARTIKA RACHMI FARMITA