TEMPO.CO, Badung - Puluhan ribu masyarakat Bali berkumpul di Lapangan Lagoon, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan tadi siang berdemonstrasi menolak reklamasi Teluk Benoa. Demonstrasi ini juga sekaligus deklarasi seluruh Seka Teruna Teruni (STT) Desa Adat Bualu.
Gelombang perlawanan masyarakat Bali terus membesar untuk membatalkan proyek PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) jaringan bisnis milik taipan Tomy Winata. Demonstrasi besar-besaran puluhan ribu aksi massa kali ini menjelang batas akhir, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjawab perpanjangan izin lokasi reklamasi.
Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali) I Wayan 'Gendo' Suardana saat orasi mengatakan bahwa investor, PT. TWBI telah mengajukan surat permohonan perpanjangan izin lokasi reklamasi yang sudah diterima Menteri Susi pada 16 Juni 2016. Sedangkan, kata Gendo, waktu bagi Menteri Susi untuk menjawab surat perpanjangan izin lokasi berkisar antara 13 Juli atau 14 Juli.
"Jika surat diabaikan Menteri Susi, otomatis diartikan menyetujui perpanjangan izin lokasi. Kalau masih lanjut (perpanjangan izin lokasi), maka ini pelecehan bagi masyarakat dan adat Bali," katanya, Ahad, 10 Juli 2016.
Upaya masyarakat Bali untuk menolak reklamasi sempat berdialog dengan Menteri Susi di kantornya pada 29 Februari 2016. Dari audiensi saat itu, Menteri Susi belum bersikap. "Kalau kapal pencuri ikan berani ditenggelamkan, seharusnya Menteri Susi berani menolak perpanjangan izin," ujarnya. "Kami masyarakat Bali serius menolak reklamasi. Tidak ada pilihan kalau proyek ini dipaksakan kobarkan puputan (berjuang habis-habisan).
Gendo menuturkan pasubayan desa adat tolak reklamasi Teluk Benoa sudah mengajukan surat kepada Menteri Susi agar menolak perpanjangan izin lokasi reklamasi. "Pasubayan desa adat berjumlah 38, ada 82 ribu kepala keluarga (KK), sekitar 400 ribu jiwa akan siap membela Menteri Susi untuk menolak perpanjangan izin lokasi," tuturnya.
Puluhan ribu masyarakat yang berdemonstrasi melakukan longmarch sampai ke perempatan dekat Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua untuk melakukan orasi. Aktivitas jalan sempat lumpuh total selama kurang lebih satu jam. "Kepada pengguna jalan maaf atas kemacetan ini. Permakluman bukan maksud bikin macet," katanya.
Gendo menegaskan orasi yang dilakukan di perempatan jalan raya utama Denpasar-Nusa Dua itu menunjukkan kepada pemerintah yang telah ngotot memberi kesempatan kepada PT. TWBI untuk reklamasi.
"Kalau harus disalahkan, salahkan PT. TWBI, Mangku Pastika (Gubernur Bali), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gubernur semakin ngotot, tuli, bisu dan salahkan DPRD yang diam mulutnya," ujarnya. "Empat tahun kami berdiskusi, kami sudah kenyang berdiskusi, kalah diskusi Gubernur masih ngotot, dan mengabaikan aspirasi rakyat."
BRAM SETIAWAN