TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Infrastruktur Dewan Perwakilan Rakyat Mohammad Nizar Zahro menyarankan pemerintah untuk mengalihkan arus kendaraan yang melalui jalan tol Brebes Timur. Menurut dia, pengalihan arus dapat mengurangi volume kendaraan yang melewati tol tersebut.
"Pemecahan kemacetan jangan ditumpahkan ke kota Brebes saja karena infrastruktur jalan tidak mendukung, sehingga harus segera dilewatkan jalur ke yang lain," kata Nizar di Jakarta, Kamis 7 Juli 2016.
Nizar menyayangkan adanya korban jiwa yang jatuh dalam kemacetan di Brebes. Ia berharap pemerintah mengintensifkan koordinasi kementerian dan lembaga untuk mengurangi beban volume kendaraan melalui akses darat, laut, dan udara.
Pemerintah dan pengelola jalan tol, kata dia, juga perlu segera membangun fasilitas keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK) dan rest area untuk menampung jumlah pemudik yang terus membludak setiap tahun. Ia meyakini pembangunan jalur lingkar utara jurusan Brebes-Tegal dapat memecahkan kepadatan kendaraan. "Ini harus segera dilanjutkan agar bisa mengurai kemacetan yang terjadi di pintu exit Brebes," kata dia.
Kemacetan parah terjadi di jalan tol Brebes Timur menjadi fenomena mudik tahun ini. Bahkan, sudah terjadi sejak awal pekan masa libur lebaran. Sebagai contoh, rute Jakarta-Tegal yang seharusnya bisa ditempuh dalam tujuh jam, akibat kemacetan di Brebes Timur menjadi lebih lama.
Sebelumnya, 11 orang dikabarkan meninggal dunia saat terjadi kemacetan parah di Tol Pejagan-Brebes. Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, pemudik meninggal dunia dalam perjalanan antara lain karena kelelahan dan kekurangan cairan.
ARKHELAUS W.