TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daryono Sucipto mengatakan, gempa berkekuatan 4,5 skala richter mengguncang Buntok-Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Rabu 6 Juli 2016. Gempa yang terjadi pada pukul 14.03 WIB tersebut berasal dari aktivitas sesar atau patahan.
Pusat gempa, menurut Daryono, terjadi di 50 kilometer arah Timur Laut dari Kota Buntok, Barito Selatan. Kedalaman titik gempa berada di hiposenter 10 kilometer. “Guncangan dirasakan cukup kuat oleh orang banyak, benda yang tergantung berayun-ayun,dan jendela kaca bergetar,” kata Daryono, Rabu, 6 Juli 2016.
Daryono memaparkan, gempa dangkal tersebut dipengaruhi struktur geologi berupa lipatan dan sesar. Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin yang ada di daerah ini berarah relatif utara-selatan. “Dengan kedalaman sumber gempa 10 kilometer, disimpulkan gempa dipicu oleh aktivitas sesar aktif,” ujar dia.
Berdasarkan laporan yang diterima, menurut Daryono, beberapa masyarakat merasa terkejut dan berlarian keluar rumah. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan sebagai dampak gempa tersebut.
Di zona Barito Selatan- Barito Utara memang terdapat sebaran beberapa sesar mikro yang belum diberi nama. Gempa itu diperkirakan tak akan diikuti lindu susulan. “Masyarakat setempat diminta agar tetap tenang karena berdasarkan monitoring BMKG sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan,” kata Daryono.
ANWAR SISWADI