TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I DPR telah menyetujui pengajuan anggaran oleh Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI untuk membeli satelit komunikasi militer dari Airbus Defence and Space, dalam program pengadaan senilai US$ 849,3 juta. Jika satelit komunikasi militer Indonesia ini beroperasi, semua komunikasi TNI akan dilakukan memakai satelit militer ini.
Laman IHS Janes edisi Kamis, 30 Juni 2016, menyatakan persetujuan Komisi I DPR itu terjadi pada Senin lalu, 27 Juni 2016. Satelit komunikasi militer Indonesia itu akan beroperasi pada frekuensi L-Band dan ditargetkan meluncur pada 2019. Spesifikasi dan karakteristik satelit itu juga akan dikembangkan dan menyesuaikan dengan keperluan operator dan institusi Indonesia.
Baca Juga:
Setelah diluncurkan, satelit komunikasi militer Indonesia itu akan dialokasikan pada koordinat 123 bujur timur, sebagaimana jatah penempatan satelit bagi Indonesia oleh Uni Telekomunikasi Internasional. Koordinat itu sebelumnya ditempati satelit Garuda-1 yang dimiliki Asia Cellular Satellite, yang telah digeser karena sejumlah ketidakberesan sistem.
Adapun pembiayaan satelit militer Indonesia itu akan berlangsung dalam skema tahun jamak selama lima tahun.
ANTARA