TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, mengatakan sikap Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon yang mengembalikan uang transportasi penjemputan anaknya, Shafa Sabila, sudah tepat. Hal tersebut, ucap Donal, menandakan jika Fadli telah mengakui kesalahannya. "Saya tidak menyebut itu penghinaan," ujar Donal di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 30 Juni 2016.
Baca juga: Lagi, Anggota DPR Terjerat Suap: Inilah 3 Jebakan Maut Politikus
Donal menuturkan pengembalian uang transportasi tersebut bukan berarti permasalahan telah usai. Sebab, kata dia, penggunaan fasilitas negara oleh keluarga anggota DPR dianggap menyalahi etik. "Ada proses etik yang harus diuji."
Menurut Donal, klarifikasi Fadli penting untuk diuji di Mahkamah Kehormatan DPR (MKD). Hal itu agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat.
Kamis pagi ini, Donal melaporkan Fadli Zon dan anggota Komisi Luar Negeri DPR, Rachel Maryam, ke MKD atas dugaan menggunakan fasilitas penjemputan dari Konsulat Jenderal RI di luar negeri. Kedua anggota Dewan dianggap menyalahi kode etik karena fasilitas tersebut digunakan bukan dalam rangka tugas negara.
Fadli membantah menginstruksikan Sekretariat Jenderal DPR membuat surat permohonan penyediaan fasilitas dan pendampingan bagi anaknya ke KJRI New York. "Jadi secara pribadi, saya juga tidak mengetahui pengiriman surat dari Setjen DPR RI kepada KJRI New York," ujar Fadli, Selasa, 28 Juni 2016.
Senin lalu, beredar surat permintaan fasilitas penjemputan dan pendampingan Shafa Nabila yang akan berkunjung ke New York. Ia akan mengikuti kegiatan Stagedoor Manor Camp 2016. Dalam surat itu, tercantum pula jadwal dan rute penerbangan Shafa.
AHMAD FAIZ
Baca juga:
Lagi, Anggota DPR Terjerat Suap: Inilah 3 Jebakan Maut Politikus
Ditangkap KPK, Ini Profil Politikus Demokrat Putu Sudiartana