TEMPO.CO, Samarinda - Kedatangan kapal tugboat Charles ke Kalimantan Timur dikawal dua kapal perang Indonesia untuk menjaga keamanan selama perjalanan menuju Kota Balikpapan.
"Jadi, sejak dari perairan Berau, KRI Sidak dan KRI Multatuli mendampingi sampai tiba di Balikpapan," kata Taufiq Qurrohman, Public Eksternal Relation PT Rusianto Bersaudara, Jumat, 24 Juni 2016.
Rencana awal, kapal TB Charles yang membawa enam awak kapal ini akan bersandar di pelabuhan di Samarinda. Dengan pertimbangan lain, kapal bakal bersandar di Dermaga Semayang di Kota Balikpapan.
Berdasarkan kontak terakhir perusahaan dengan kru, posisi kapal diketahui berada di Muara Berau. Kapal diperkirakan bakal tiba di Balikpapan sekitar pukul 21.00-22.00 Wita.
Keluarga korban dari para awak kapal yang bebas dari kelompok penyandera belum mendapat izin bertemu dengan anggota keluarganya itu di Balikpapan. Para istri sedang berada di mes karyawan di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda. "Kalau kami sih pengen ketemu sama suami," kata Siti Nukhodijah, istri Rudi, juru mudi kapal Charles. (Baca: Menteri Luhut Benarkan Penculikan 7 Awak Kapal Charles)
Kabar penyanderaan berawal dari kesaksian Dian Megawati Ahmad, istri salah satu ABK kapal Charles bernama Ismail. Dia mengaku sempat ditelepon suaminya yang meminta agar pesan penyandera disampaikan ke pihak perusahaan kapal. Salah satunya menyampaikan tuntutan tebusan hingga 20 juta ringgit.
Kapal Charles berbendera Indonesia itu berlayar ke Filipina pada awal Juni 2016 dengan misi membawa batu bara. Di atas kapal terdapat 13 awak. Namun, dalam perjalanan balik ke Indonesia, kala di perairan Julu Filipina, kelompok bersenjata membawa tujuh awak kapal. Enam awak lainnya yang berada di kapal terpaksa memutus tali tongkang dan melarikan diri.
FIRMAN HIDAYAT