TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widiyastono, menduga konferensi pers yang dilakukan lima eks relawan Teman Ahok diduga didesain dan dirancang organisasi masyarakat. Menurut Singgih, ormas tersebut juga diduga terkait dengan politikus di Dewan Perwakilan Rakyat.
Namun Singgih enggan membeberkan sosok di balik ormas itu dan politikus DPR yang dia maksudkan. "Yang jelas, ormas tersebut terafiliasi dengan partai politik," kata Singgih di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Juni 2016.
BACA: Kasus Teman Ahok, Bos KPK: Surat Penyelidikan Diteken Besok
Dalam jumpa pers Rabu siang, eks relawan Teman Ahok, Paulus Romindo, dan empat temannya sesama penanggung jawab posko Teman Ahok mengungkapkan dugaan manipulasi salinan KTP untuk mendukung pencalonan Basuki Tjahaja Purnama-Heru Budi Hartono sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI dalam pemilihan kepala daerah 2017.
Paulus blakblakan mengatakan dugaan manipulasi dilakukan karena mengejar target pengumpulan KTP per pekan sebanyak 140 lembar yang ditetapkan pengurus pusat Teman Ahok. Mereka mengaku dibayar sejumlah uang untuk mengumpulkan salinan KTP itu.
BACA: Eks Teman Ahok Gelar Jumpa Pers di Kafe, Siapa yang Bayar?
Ketika dihubungi pada Rabu malam, Paulus berujar, sejak memberi pernyataan di media pada siang harinya, dia sudah diisukan bermacam-macam. Ia mengaku disebut penghianat. "Isunya itu terserah mereka. Saya enggak mau nanggepin itu," ucapnya melalui sambungan telepon kepada Tempo, Rabu malam.
Namun, sebelumnya beredar pesan di media sosial yang diklaim berasal dari cerita relawan Teman Ahok. Isi pesan itu menyebutkan ada pejabat Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) yang menghubungi sejumlah relawan Teman Ahok yang juga anggota relawan pendukung Jokowi itu sejak 21 Juni 2016.
BACA: Selain Uang, Ini Fasilitas yang Didapat Bekas Teman Ahok
Pejabat itu meminta mereka keluar dari Teman Ahok dengan iming-iming uang THR dan memaksa mereka menghadiri acara konferensi pers pada Rabu siang. Namun akhirnya hanya lima orang yang bersedia mengikuti ajakan tersebut.
Selain Paulus, ada juga Dodi Hendrayadi, Richard Sukarno, Khusnul Nurul, dan Dela, yang merupakan anak Richard Sukarno. Adapun Pospera sendiri saat ini diketuai anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Adian Napitupulu.
BACA: Eks Teman Ahok Mengaku Curangi KTP, Inilah Reaksi Ahok
Paulus menyangkal kebenaran informasi tersebut. Tapi Paulus mengatakan, saat menjadi relawan Teman Ahok, ia juga mengikuti banyak ormas. "Saya ikut ormas A, ormas B, apa persoalannya?" ucapnya. "Saya enggak mau jawab itu. Ada saatnya saya bicara dalam konferensi pers selanjutnya. Ini baru letupan pertama."
Adapun Adian Napitupulu tidak mau mengangkat teleponnya saat Tempo mencoba mengkonfirmasi tuduhan tersebut. Melalui pesan pendek, Adian, yang kini duduk di Komisi Energi dan Sumber Daya Mineral, menjawab pada Kamis, 23 Juni 2016, "Nanti dalam waktu dekat gua akan konpers tentang itu."
FRISKI RIANA | MAYA AYU PUSPITASARI
BACA JUGA
Lima Eks Teman Ahok Ternyata Dipecat karena Curang
Dituduh Difasilitasi Ormas, Eks Teman Ahok: Kami Patungan