TEMPO.CO, Samarinda - Istri Ismail, mualim I kapal tugboat Charles, Dian Megawati Ahmad, masih ngotot suaminya dan enam anak buah kapal lain telah disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Ia kembali mengabarkan hal itu setelah menerima informasi dari Rudi, salah satu kru kapal yang dibebaskan bersama kapal.
"Baru saja Rudi menelepon istrinya, (Kamis, 23 Juni 2016, pukul 01.30 Wita) membenarkan bahwa tujuh rekannya disandera," kata Mega mengabarkan kepada media di Samarinda, Kamis, 23 Juni 2016.
Sedangkan TNI dan kepolisian meragukan, bahkan membantah kabar penculikan itu. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan penculikan itu bohong. Mereka melacak nomor telepon peminta tebusan dan telepon yang mengabarkan penculikan itu saat menghubungi para istri kru kapal. Saat ditelusuri, ternyata si penelepon berada di Jakarta dan Bandung.
Mega mengaku kecewa atas reaksi aparat itu. Dia mengaku mendapatkan cerita dari Rudi bahwa kapal TB Charles didatangi dua kapal kecil. "Kapal yang pertama mengambil empat orang, kapal kedua mengambil tiga orang lagi," ujar Mega. Empat orang pertama yang diambil adalah Ismail, Robin (juru mudi), M. Natsir, dan Sofyan (oil man).
Kabar sebelumnya, Mega mendapatkan informasi dari Ismail pada Rabu siang kemarin bahwa tujuh awak kapal disandera secara terpisah. Satu kelompok menyandera empat orang, sementara tiga sisanya disandera di tempat lain oleh kelompok yang sama. Tapi Mega tak mendapat kabar soal lokasi penyanderaan sang suami.
Ismail bersama enam rekannya bertolak dari Samarinda menuju Filipina pada 4 Juni 2016. Mereka mengantar batu bara menggunakan kapal tarik Charles. Saat disandera, kapal dalam perjalanan menuju pulang ke Indonesia.
Di kapal terdapat 13 orang. Tapi hanya tujuh orang yang disandera, sementara enam orang sisanya dilepas bersama kapal tugboat. Saat ini kapal itu dikabarkan sudah berada di perairan Indonesia dan diperkirakan Kamis ini pukul 05.00 Wita sudah berada di Samarinda. Polisi tengah bersiaga di kawasan itu.
FIRMAN HIDAYAT