TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Kabupaten Kendal telah menghitung kerugian yang diderita akibat bencana banjir pada Ahad lalu, yakni sekitar Rp 11,5 miliar. Banjir yang melanda 36 kelurahan di tujuh kecamatan itu merusak infrastruktur jalan dan jembatan, merendam sebagian lahan pertanian, hingga merusak rumah.
“Kerusakan infrastruktur akibat banjir mencapai Rp 10 miliar,” kata pelaksana tugas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kendal, Slamet, Rabu, 22 Juni 2016. Banjir menggenangi jalan raya dan mengakibatkan sebagian badan jalan rusak. Air banjir mengakibatkan aspal mengelupas sehingga jalan di beberapa ruas jalan berlubang.
Sabtu hingga Senin lalu, banjir menggenangi ruas jalan jurusan Kendal-Semarang atau jalur pantura Surabaya-Jakarta. Kondisi lalu lintas sempat macet total akibat badan jalan terendam air. Namun, sejak Senin sore, lalu lintas di Kendal mulai terurai.
Meski masih ada genangan air, jalan raya tetap bisa digunakan berkendaraan pelan-pelan. Saat ini, jalan Kendal-Semarang sudah kembali normal, meski jalan raya banyak berlubang.
Pemerintah Kabupaten Kendal ingin jalan yang berlubang itu segera ditambal. Apalagi menjelang masa mudik Lebaran. Slamet menyatakan, untuk area persawahan di Kendal, luas lahan yang terancam banjir sekitar 2.072 hektare.
Saat ini petugas masih menunggu area persawahan kering. Selain itu, ada tanaman tembakau yang terendam banjir dengan luasan 148 hektare. Kerugiannya ditaksir mencapai Rp 1,3 miliar. Area persawahan yang diterjang banjir itu terdapat di Kecamatan Brangsong, Patebon, Kaliwungu, dan Weleri.
“Tanaman tembakau yang terendam banjir berada di Kecamatan Ringinarum,” kata Sri Purwati, Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kendal.
BPBD Kendal juga mendata rumah penduduk yang terkena banjir, yaitu 10.515 rumah. Rinciannya, 3.801 rumah ada di Kecamatan Kendal, 3.610 rumah di Kecamatan Ngampel, 2.504 rumah di Kecamatan Brangsong, 420 rumah di Pegandon, 70 rumah Kaliwungu, dan lainnya di Kecamatan Cepiring serta Kaliwungu Selatan.
Slamet menyatakan tidak ada korban jiwa dalam banjir ini. Namun ada tiga rumah yang roboh terkena empasan air banjir, yakni di Podosari Cepiring, Kumpulrejo Kaliwungu, serta Podoagung Ngampel. BPBD menaksir, kerugian rumah yang rusak akibat banjir sekitar Rp 250 juta. Pemerintah akan memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah yang roboh.
ROFIUDDIN