TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan total dukungan kartu tanda penduduk (KTP) untuk calon inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengalahkan perolehan suara sejumlah partai politik dalam Pemilu Legislatif 2014.
Masykurudin mengambil data sesuai dengan yang dilansir dalam situs Teman Ahok, yang menyebutkan jumlah KTP yang terkumpul mencapai 1.024.632. “Jumlah tersebut hanya kalah dari perolehan suara PDIP,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Juni 2016.
Menurut Masykurudin, dalam Pemilu 2014, PDIP meraih 1.231.843 suara. Sedangkan perolehan suara partai lainnya di bawah jumlah KTP yang dikumpulkan Teman Ahok. Partai Gerindra, misalnya, hanya 592.568 suara, PPP 452.224 suara, dan Partai Bulan Bintang 60.759 suara.
Masykurudin menjelaskan, jumlah KTP pendukung Ahok setara dengan 25 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. Rata-rata nilai satu kursi di DPRD Jakarta 41 ribu pendukung. Maka, jumlah KTP Ahok cukup untuk mengusung pasangan calon perseorangan tanpa berkoalisi.
Masykurudin juga mencatat, jumlah KTP yang dikumpulkan Teman Ahok melebihi perolehan KTP dua pasangan calon perseorangan dalam pilkada DKI Jakarta 2012. Pasangan Hendardji Soepandi-A. Riza Patria hanya mengumpulkan 579.719 KTP. Sedangkan pasangan Faisal Basri-Biem Bejamin hanya 422.939 KTP.
Selain itu, jumlah dukungan KTP Ahok 55 persen dari perolehan suara Joko Widodo, yang saat itu berpasangan dengan Ahok, yang meraup 1.847.157 suara. Jumlah itu juga 69 persen dari perolehan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, 1.476.648 suara, dalam putaran pertama.
Jumlah dukungan KTP Ahok, menurut catatan JPPR, sebanyak 23 persen dari partisipasi pemilih dalam pilkada Jakarta 2012. Saat itu partisipasi pemilih sebanyak 4.429.533 orang.
DANANG FIRMANTO