TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengatakan sikap yang ditunjukkan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang tidak sepakat mendukung Basuki Tjahaja Purnama maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, adalah hal wajar. Menurut Agung, dinamika dalam partai sudah terbiasa terjadi.
"Namun keputusan tetap berada di tangan DPP (Dewan Pimpinan Partai) sebagai eksekutif partai. Bukan Dewan Pembina, bukan Dewan Pakar, bukan Dewan Pertimbangan," kata Agung di kompleks DPP Golkar, Ahad, 19 Juni 2016.
Agung menuturkan keputusan para dewan dalam partai bukanlah hal yang mengikat. Meski begitu, kata Agung, saran dan pertimbangan tetap masih harus dihargai dan dihormati. "Hal tersebut baik mendengarkan pandangan mereka," ujar Agung.
Dalam sikap politiknya, Dewan Pimpinan Partai Golkar sudah menetapkan akan mendukung Ahok untuk maju kembali menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Hal serupa juga dinyatakan pelaksana tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai.
Menurut Yorrys, DPD telah diberikan kewenangan untuk menentukan calon pemimpin di daerahnya masing-masing. Adapun DPP akan melegalisasi keputusan DPD. Sedangkan pihak di luar itu hanya berhak memberikan saran dan pertimbangan. "Hantu blau itu. Enggak ada dewan-dewan-lah. Tidak boleh ada matahari kembar di DPP," tutur Yorrys.
Yorrys mengatakan akan tetap mendukung Ahok meskipun ia akhirnya memutuskan untuk mengambil jalur perseorangan. Terlebih, jumlah kartu tanda penduduk yang dikumpulkan oleh relawan Ahok sudah hampir menyentuh angka satu juta lembar. "Yang penting, prinsipnya, kami akan mendukung. Sebab, kami cari yang menang, bukan yang kalah," ucap Yorrys.
LARISSA HUDA