TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan suporter Persebaya Surabaya 1927, Bonek, merayakan ulang tahun Persebaya Surabaya yang ke-89 dengan pesta kembang api di Taman Mundu depan GOR Tambaksari, Surabaya, Jumat, 17 Juni 2016. Pesta kembang api mewarnai langit GOR Tambaksari yang berdekatan dengan mes Persebaya Surabaya.
Sayangnya, di tengah euforia itu, percikan kembang api nyaris jatuh di salah satu warung milik Yeni, 32 tahun, yang berjualan di sekitar Taman Mundu. Sontak, para pedagang yang berjualan di tempat itu panik dan kebingungan karena api semakin melahap warung itu. “Tolong, tolong, kebakaran. Air, air,” pekik seorang pedagang yang panik.
Dengan peralatan seadanya seperti ember, para pedagang berusaha memadamkan api yang semakin berkobar itu. Tak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran yang sudah disiagakan di lokasi langsung memadamkan api itu, sehingga api yang besar tersebut bisa dipadamkan dengan cepat. “Api membakar atap warung dan langsung dipadamkan teman-teman PMK,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya Chandra Oratmangun kepada wartawan setelah memadamkan api.
Ribuan Bonek ini datang dari berbagai daerah. Mereka juga sempat long march mengelilingi beberapa jalan di Kota Surabaya dengan membawa bendera Persebaya Surabaya sambil jalan kaki. Namun ada pula yang naik sepeda motor.
Sayangnya, ketika mereka melintas di depan Rumah Dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, terjadi insiden pelemparan mercon. Sontak, pihak kepolisian langsung menghalaunya dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan Bonek itu. Alhasil, ribuan Bonek tersebut kocar-kacir mendapat tembakan yang memerihkan mata itu.
Ribuan Bonek itu berlarian ke arah Jalan Wijaya Kusuma atau di sebelah timur rumah dinas Risma. Nahas, seorang Bonek yang berusaha menghindari gas air mata dan kejaran polisi terjatuh serta sempat terseret oleh sepeda motor milik Bonek lain hingga sekitar 15 meter. Ketegangan itu tak berlangsung lama. Sebab, mereka langsung berkumpul kembali dan melanjutkan perjalanan ke Taman Mundu.
MOHAMMAD SYARRAFAH