TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla merespons baik penunjukan Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kepala Polri untuk menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Tito dianggap punya banyak prestasi, baik di bidang pendidikan maupun di lapangan.
"Semua kita tahu, prestasinya banyak. Karena itu kami harapkan prestasinya di pendidikan juga di lapangan semua baik," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Juni 2016.
JK berharap prestasi yang telah diraih Tito bisa menjadi bekal saat menjabat Kapolri. "Jadi kami harapkan itu semua jadi dorongan untuk menjadi Kapolri yang baik," kata JK.
Tito merupakan alumnus Akademi Kepolisian angkatan 1987. Ia dikenal sebagai polisi yang menggeluti bidang terorisme, meski sempat memimpin Kepolisian Resor Serang, Banten, pada 2005.
Tito lebih banyak bertugas di Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri. Ia berada di Densus 88 selama enam tahun, 2004-2010. Tito pernah juga menjadi Deputi Penindakan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Dari Bom Bali I sampai serangan teroris di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, pada 2016, nama Tito selalu ada dalam pengungkapan kasus terorisme. Salah satu prestasi doktor lulusan Nanyang Technological University pada November 2005 ini adalah saat ia berhasil menumpas gembong teroris Doktor Azhari di Malang, Jawa Timur. Keberhasilan itu diganjar dengan kenaikan pangkat dari ajun komisaris besar menjadi komisaris besar.
Sebelum kembali bertugas di bagian pemberantasan terorisme, Tito sempat menjabat Kepala Kepolisian Daerah Papua dan Polda Metro Jaya. Lalu Tito kembali menggeluti pemberantasan terorisme ketika Presiden Joko Widodo melantiknya sebagai Kepala BNPT pada 16 Maret lalu.
Kini Tito bersiap menapaki posisi puncak kariernya sebagai Kepala Polri. Rabu kemarin, Presiden Joko Widodo mengajukan Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang bakal pensiun, Juli mendatang.
AMIRULLAH | PDAT