TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan jalan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang rampung pada akhir 2018. Dalam kunjungan kerja ke Batang, Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo mengatakan seharusnya pengerjaan jalan tol Pemalang-Batang sudah dilakukan 20 tahun lalu. Namun, karena persoalan pembebasan lahan, proyek tersebut terbengkalai.
"Ini yang menyebabkan biaya menjadi mahal sekali karena harga tanah sudah naik berkali lipat," ucap Presiden Jokowi dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 17 Juni 2016. Menurut dia, semakin terlambat pembangunan jalan tol, biaya pembebasan lahan pun semakin bengkak.
Ia menambahkan, kendati pembebasan lahan di seksi I baru selesai 12 persen, lalu di titik lain sudah mencapai 95 persen dan 41 persen, pengerjaan akan jalan terus. Harapannya, pemerintah bisa mendapatkan biaya yang murah dan efisien.
Sebelumnya, proyek jalan tol Pemalang-Batang sudah diberikan kepada investor tapi tidak segera dikerjakan. Pemerintah, ujar Jokowi, meminta Jasa Marga dan Waskita Toll Road mengambil alih proyek tersebut. "Kalau tidak seperti itu, tidak akan selesai. Insya Allah akhir 2018 sudah selesai asalkan pembebasan lahan juga selesai," katanya.
Ia menambahkan, kendala utama pembangunan di Indonesia ialah masalah pembebasan lahan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai, bila tidak diatasi, hal itu bisa membuat Indonesia sulit bersaing dengan negara lain. Jokowi mengatakan negara lain sudah membuat jalan tol puluhan ribu kilometer dan ribuan kilometer rel kereta api. Namun Indonesia baru akan membangun jalan tol di Jawa, yang belum juga tuntas. "Tidak bisa sambung-sambung," ucapnya.
Karena itu, Presiden menginstruksikan jajarannya agar mengutamakan dialog persuasif dengan masyarakat ketika melakukan proses pembebasan lahan. "Agar setiap pembebasan lahan, masyarakat diajak bicara baik-baik, bahwa jalan ini demi kepentingan jutaan orang, bukan untuk kepentingan saya," kata Jokowi.
ADITYA BUDIMAN