TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan adanya hubungan langsung antara 4 terduga teroris yang ditangkap di Surabaya, dengan jaringan radikal ISIS. Dua nama yang disebut Badrodin terkait dengan keempat orang itu, adalah Abu Jandal, dan Bahrun Naim yang merupakan otak teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Januari 2016.
"Ada hubungan langsungnya dengan Bahrun Naim, dan salah seorang (dari 4 terduga) adalah penjaga yayasannya Abu Jandal," kata Badrodin di depan gedung Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Juni 2016.
Baca Juga:
Dia berkata pihaknya masih menelusuri dana pembuatan bom rakitan, yang disita Detasemen Khusus 88 Anti Teror di sebuah rumah di Jalan Lebak Timur, Tambak Sari, Surabaya, Rabu pekan lalu. Badrodin tak membantah bila aliran dana berkaitan dengan kelompok teroris lainnya, seperti kelompok Bahrun Naim, maupun Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
"Salah satu dari mereka adalah pemilik rumah tempat merakit bom itu," ujar Badrodin. "Dan yang berinisial PHP, sudah 2 kali dipenjara."
Polisi, kata dia, sedang mengembangkan wilayah Indonesia mana yang rawan terorisme. Penyelidikan yang berujung pada penyergapan 4 orang di Surabaya itu pun, menurutnya sudah dimulai sebulan sebelumnya.
"Begitu ada gerakan kita selidiki. Sebelum saya ke Australia kemarin, saya panggil Densus. Saya tak mau kecolongan," tutur Badrodin tegas.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyampaikan bahwa empat terduga teroris, berinisial PHP, BRN, FN, dan S, adalah lulusan Porong.
Porong yang dimaksud, adalah Lembaga Pemasyarakatan Porong, yang kerap digunakan untuk mengajarkan paham-paham radikal pada penghuninya.
Keempatnya diketahui berniat meledakkan bom pada 17 Ramadan 1437 atau 22 Juni 2016.
YOHANES PASKALIS