TEMPO.CO, Tasikmalaya - Puluhan warung di Pantai Pamayangsari, Pantai Sindangkerta dan Pantai Pasanggrahan, Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya, roboh diterjang gelombang pasang setinggi 5 meter.
Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Nining, menjelaskan gelombang masih tinggi hingga Kamis siang, 9 Juni 2016. "Ombak masih tinggi di Pamayangsari dan Sindangkerta," ujar dia saat dihubungi.
Menurut Nining, selama terjadinya gelombang pasang, tiga warga mengalami luka lecet akibat tertimpa reruntuhan warung yang ambruk. Korban tertimpa saat berusaha menyelamatkan barang dagangannya. "Luka lecet, tapi sudah ditangani," imbuhnya.
Air yang naik, kata dia, sempat masuk ke satu rumah warga di Ciandum dan dua rumah di Sindangkerta. "Di Pamayangsari puluhan warung roboh," ujarnya.
Warga setempat, Imat, mengaku baru kali pertama melihat gelombang pasang yang sangat dahsyat ini. Menurutnya warga pemilik warung masih berupaya mengevakuasi barang dagangan. "Seperti ombak besar ini baru sekarang. Yang jualan pada ngungsi."
Menurut Imat, hingga Kamis siang gelombang masih tinggi. Empasan air menghantam reruntuhan warung dan gazebo di pinggir pantai. "Ngeri lihat air seperti ini," kata dia.
Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin menambahkan selain merusak warung, gelombang pasang juga mengakibatkan satu perahu rusak. Saat gelombang cukup tinggi hari Rabu kemarin, warga sempat ada yang mengungsi. "Sekarang sudah balik lagi ke rumah masing-masing. Kami imbau warga agar tetap waspada, hindari pantai," kata Kundang.
Kerugian akibat bencana ini, kata Kundang, belum dipastikan karena dia belum menerima laporan dari relawan dan pemerintah kecamatan setempat. Gelombang tinggi tersebut, kata Kundang, kemungkinan masih akan berlanjut hingga Ahad. "Informasi dari BMKG, sampai tanggal 12 Juni," ujarnya.
CANDRA NUGRAHA