TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso tidak berharap banyak dipilih sebagai pengganti Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Malah, menurut Budi Waseso, semua yang sepangkat dengannya memiliki peluang menjadi Kapolri baru.
"Semuanya punya peluang bagus ya menurut saya. Kita lihat saja nanti," ujar Budi Waseso saat dicegat awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 6 Juni 2016.
Hari ini, kabarnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan akan menerima nama-nama calon Kapolri dari Kompolnas. Nama-nama itu, seperti sebelumnya, terdiri atas perwira-perwira polisi bintang tiga. Nama-nama calon itu nantinya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
Adapun status Kapolri saat ini tengah diperdebatkan karena dua hal, yaitu opsi penentuan lewat regenerasi atau perpanjangan jabatan. Jika perpanjangan jabatan dipilih, Badrodin Haiti akan menjadi Kapolri untuk dua tahun lagi.
Jika regenerasi yang dipilih, akan ada tujuh orang komisaris jenderal yang bisa menjadi kandidat Kapolri. Beberapa di antaranya adalah Sestama Lemhanas Suhardi Alius, Kepala BNPT Tito Karnavian, Kalemdikpol Syafruddin, Inspektur Pengawasan Umum Dwi Priyatno, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Putut Eko Bayu Seno, dan tak terkecuali Budi Waseso.
Budi Waseso melanjutkan, bahwa ia tidak ingin menilai diri sendiri apakah pantas menjadi Kapolri atau tidak. Menurut Budi Waseso, hal itu tidak bisa dilakukan sendiri. Selain itu, sudah ada Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi yang melakukan penilaian itu.
Ditanyai apakah dia ikut dalam Wanjakti untuk menilai calon-calon Kapolri, Budi mengatakan tidak. Ia berkata, posisinya di BNN tidak memungkinkan ia untuk ikut dalam Wanjakti saat ini. "Saya kan hitungannya di luar struktur," ujarnya.
ISTMAN M.P.