TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengultimatum aparat sipil negara (ASN) yang bolos apel pagi selama Ramadan tanpa alasan. "Gajinya akan saya potong Rp 300 ribu setiap kali tidak ikut apel," kata Dedi saat memimpin apel perdana Ramadan di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Perhutanan Kabupaten Purwakarta, Senin, 6 Juni 2016.
Apel pagi digunakan sebagai tolok ukur kepatuhan ASN dalam disiplin dan menghargai waktu kerja di bulan suci. Waktu masuk kerja para ASN di Purwakarta selama Ramadan diubah menjadi lebih pagi, yakni pukul 06.30.
Menurut Dedi, kewajiban apel dan waktu masuk kerja lebih pagi dari biasanya itu dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, membiasakan tidak tidur selepas sahur atau salat subuh, dan fokus beribadah.
Tidur selepas sahur atau salat subuh, kata Dedi, akan menaikkan kandungan gula darah secara drastis. "Untuk menghindari bahaya itu, akan lebih fresh jika apel dan masuk kerja lebih pagi," katanya.
Apel pagi pun, kata Dedi, tidak boleh lama-lama. Sebab, orang akan bosan mendengarkan pidato atau ceramah yang isinya itu-itu saja atau pimpinan apelnya kehabisan materi.
Meski harus mengikuti kewajiban apel dan masuk kerja lebih pagi, ASN bisa menikmati kompensasi pulang kerja lebih awal, yakni pukul 13.00, agar memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Apel pagi hanya diberlakukan sepanjang Ramadan.
Dedi mengatakan apel pagi di luar bulan puasa berdampak positif terhadap kinerja ASN di setiap organisasi perangkat daerah. "Serapan anggaran pun bisa 100 persen, tertinggi di Indonesia," tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian Agus Rachlan mengapresiasi kebijakan bosnya. "Pasti kami patuhi, tujuannya juga jelas buat kebaikan para ASN itu sendiri," katanya.
NANANG SUTISNA