TEMPO.CO, Purwakarta - Ribuan petani di Purwakarta, Jawa Barat, mengadakan acara Seba Nagri, yakni mengarak hasil bumi ke Alun-alun Kiansantang atau Bale Pasanggrahan di depan kantor bupati di Jalan Gandanegara Nomor 25, Purwakarta, Sabtu, 4 Juni 2016.
Petani mengusung berbagai hasil bumi ke kota. Di antaranya adalah gabah, beras, umbi-umbian, lalapan segar, dan buah-buahan. Selain itu, juga produk masakan kampung, seperti nasi timbel, bakakak (bakar) ayam, sambal, dan lalapan.
Berbagai hasil bumi tersebut diarak menggunakan dongdang atau alat pengangkut terbuat dari bambu. Warga, aparat, dan kepala desa berpakaian adat Sunda lengkap dengan ikat kepala hitam-hitam mengawal hasil bumi tersebut.
"Alhamdulillah hasil panen padi musim rendheng (hujan) bagus, buah-buahan dan umbi-umbian juga bagus," kata Kepala Desa Cijunti Haji Toha. Ia mengaku tak keberatan membawa sebagian kecil hasil bumi di desanya untuk dibagi kepada aparat kabupaten. "Hitung-hitung berbagi."
Wakil Bupati Purwakarta Dadan Koswara menuturkan kegiatan Seba Nagri merupakan wujud rasa syukur para petani dan aparat desa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hasil panennya melimpah. "Mudah-mudahan, di tengah-tengah harga bahan pokok tinggi di pasar-pasar tradisional di perkotaan, masyarakat desa tetap subur-makmur," ujarnya.
Ia juga mengharapkan semua produksi pertanian dan hutan di Purwakarta bisa memenuhi kios-kios jualan di Pasar Induk Modern Cikopo yang saat ini masih dikuasai produk pertanian asal Cianjur, Sukabumi, Bogor, dan Bandung.
Dadan juga berniat menjadikan Seba Nagri yang dihelat untuk kali yang kedua tersebut menjadi agenda tahunan. "Ya, bahkan kami ingin menjadikannya sebagai paket wisata," ujarnya.
NANANG SUTISNA
Baca juga:
Bunuh Diri Mahasiswa UI: 3 Alasan Kenapa Rahasia Ini Perlu Diungkap
Mahasiswa UI Bunuh Diri: Teman Kos Mulai Takut karena...