TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta meresmikan rumah sakit kelas D 'Pratama' yang juga dikenal sebagai rumah sakit tanpa kelas. Rumah sakit yang menelan anggaran pembangunan Rp 56 miliar itu, menjadi fasilitas kesehatan masyarakat bawah, tapi dengan fasilitas premium.
“Rumah sakit ini memiliki fasilitas yang tergolong lux. Bahkan di banding rumah sakit dengan kelas di atasnya,” ujar Kepala Rumah Sakit Pratama dr. Fetty Fathiyah di sela peresmian rumah sakit itu, Kamis 2 Juni 2016.
Dari pantauan Tempo, gedung rumah sakit berlantai lima seluas 10 ribu meter persegi yang terletak di Jalan Kolonel Sugiyono itu seluruhnya berlantai marmer dan dilengkapi fasilitas dua lift dengan ruang berpendingin udara. Ruang tunggu poliklinik yang melayani klinik umum, gigi, anak, penyakit dalam, kandungan hingga persalinan 24 jam itu pun luas dan sejuk dengan tata ruang mirip lobi hotel berbintang. “Mewahnya rumah sakit ini untuk memberikan layanan maksimal pada pasien khususnya warga Kota Yogyakarta yang tak mampu,” kata Fetty.
Rumah sakit ini sementara dibuka dengan menerapkan layanan dua perawat untuk menangani tiga pasien rawat inab dengan menyediakan enam dokter umum dan tujuh dokter spesialis.
Merek alat kesehatan ternama pun menghiasi peralatan, dari perangkat radiologi hingga fasilitas tempat tidur. Misalnya, perangkat radiologi baik untuk rontgen maupun layanan ultra sono grafi (USG) seluruhnya bermerek kenamaan, Siemens.
Sedangkan incubator bayi yang dimiliki diklaim lebih baik dari milik rumah sakit tipe A RSUP dr Sardjito. Begitu juga tempat tidur menggunakan merek ternama seperti Paramount. “Kami proyeksikan lima tahun ke depan jika naik kelas sudah tak perlu mengganti atau membeli peralatan lagi,” ujarnya.
Rumah sakit ini melayani pasien umum dan pasien peserta jaminan kesehatan. Meski tak menerapkan satu kamar untuk satu pasien, tapi Fetty menjamin satu kamar dengan enam tempat tidur tetap bisa membuat pasien merasa nyaman.
Analisator dari lembaga penilai Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia), Fransisca Susanto kaget dengan fasilitas rumah sakit ini. “Kalau kelas tiga di ibukota dan kota lain adanya hanya kipas angin. RS Pratama ini patut menjadi pilot project layanan kesehatan kelas tiga,” ujar Fransisca.
Wali kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang meresmikan rumah sakit itu mengatakan layanan ini sebagai kado ulang tahun Kota Yogyakarta ke 260 pada 7 Juni 2016. “Semoga rumah sakit ini bermanfaat bagi warga,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO