TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan sekarang ada lima negara donor yang membantu proses restorasi gambut di Indonesia.
"Untuk bantuan negara donor, sejauh ini ada Norwegia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Jerman. Beberapa masih didiskusikan lagi," kata Nazir, di Jakarta, Selasa, 31 Juni 2016.
Total jumlah dana yang diberikan negara donor untuk membantu proses restorasi lahan gambut saat ini, menurut dia, mencapai US$ 130 juta.
Jumlah dana yang diberikan setiap negara donor berbeda, begitu pula masa bantuannya.
"Ada yang programnya selesai dua tahun lagi, ada yang satu tahun lagi, ada yang empat tahun lagi. Ada yang dulu dananya untuk program lain lantas dialihkan ke BRG, ada juga yang memang baru," ujarnya.
Nazir merasa yakin akan lebih banyak lagi donor untuk membantu restorasi gambut yang terbakar di Indonesia. "Kalau mereka menganggarkan tahun ini, tentu butuh persetujuan parlemen dan sebagainya. Samalah seperti APBN. Jadi kemungkinan 2017 akan terlihat berapa lagi," ucapnya.
Lebih dari dua juta hektare lahan gambut yang terbakar pada 2015 akan direstorasi.
Pada kawasan hutan lindung, Nazir mengatakan, tentu akan menjadi wewenang pemerintah daerah. Karena itu, akan digunakan APBD.
Sedangkan untuk taman nasional atau suaka margasatwa yang menjadi domain pemerintah pusat, menurut Nazir, akan menggunakan dana APBN melalui kementerian yang memiliki Unit Pelaksana Teknis di daerah dengan lahan gambut untuk direstorasi.
Adapun kawasan budi daya gambut yang merupakan area konsesi perusahaan akan menjadi wewenang perusahaan.
Sementara itu, restorasi lahan gambut masyarakat yang terbakar akan menggunakan dana APBN atau donor.
ANTARA