TEMPO.CO, Blitar - Ratusan orang berkumpul di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, menggelar perayaan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2016. Selain berdoa di makam Sang Proklamator, mereka berebut gunungan tumpeng yang diarak berkeliling.
Sejak pagi warga berjajar di sepanjang jalan menuju makam Bung Karno, menantikan arak-arakan tumpeng berisi hasil bumi dan Garuda Pancasila, bendera merah putih, teks Pancasila, teks pidato Bung Karno, serta foto Bung Karno. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari festival lampion yang diadakan tadi malam di sejumlah ruas jalan Kota Blitar.
Setelah diarak sekitar 2 kilometer, tumpeng dikawal menuju area makam Bung Karno yang menjadi lokasi akhir prosesi Grebek Pancasila. Di tempat ini, warga melakukan kenduri Pancasila dengan berebut makanan dari bagian tumpeng untuk mendapatkan berkah.
“Warga percaya bisa mendapat berkah Bung Karno dari tumpeng itu,” kata Kepala Subbagian Pemberitaan Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Blitar, Gigih Mardana.
Karena itu, dia tidak heran jika ratusan orang merangsek gunungan tumpeng untuk mendapatkan buah ataupun lauk pauk. Meski ricuh, hal ini sudah menjadi kebiasaan warga setiap memasuki sesi ritual kenduri Pancasila yang digelar setiap tahun.
Meski sebagian warga larut dalam keriuhan pawai, tak sedikit yang memilih berada di pusara makam Bung Karno untuk berdoa. Sebab, petugas juru kunci membuka pintu makam Bung Karno bagi peziarah yang datang. Suasana khidmat terasa kuat di lokasi makam yang dikelilingi batu marmer.
Tak hanya pengunjung Blitar dan sekitarnya, Grebek Pancasila ini juga didatangi wisatawan luar negeri yang sibuk merekam kegiatan tersebut. Salah satunya adalah Maria Var Heis, wisatawan asal Belanda. “Cukup meriah dan ramai,” kata dia.
HARI TRI WASONO